Bandung, INFODIS.ID – Kota Bandung kini memiliki ikon wisata religi yang tak hanya megah tetapi juga sarat dengan keunikan arsitektur, yaitu Masjid Al Jabbar. Berlokasi di kawasan Gedebage, masjid yang kerap dijuluki “masjid terapung” ini resmi dibuka untuk umum dan langsung menjadi daya tarik bagi wisatawan serta jamaah.
Julukan “terapung” muncul dari desainnya yang dikelilingi oleh kolam reflektif yang luas. Cerminan air kolam tersebut menciptakan ilusi visual seakan-akan bangunan masjid yang dominan berwarna hijau toska itu mengambang di atas permukaan air, memberikan kesan anggun dan futuristik.
Dibangun di atas lahan seluas 25 hektare, Masjid Al Jabbar memiliki kapasitas yang sangat besar, mampu menampung hingga 50.000 jamaah. Skala ini memungkinkan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan umat berskala besar.
Salah satu keunikan arsitektur yang langsung mencolok adalah tidak adanya tiang penyangga di dalam ruang salat utama. Desain ini menciptakan ruang yang sangat lapang dan terbuka. Keunikan lain terletak pada jumlah pintu masuknya, yakni sebanyak 27 buah, yang secara simbolis mewakili jumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat.
“Keunikan-keunikan inilah, mulai dari kolam reflektif, desain tanpa tiang, hingga pintu yang banyak, yang menjadi ciri khas dan menambah kemegahan Masjid Al Jabbar,” ujar seorang pengelola masjid.
Selain untuk beribadah, masyarakat dapat menikmati berbagai fasilitas pendukung yang lengkap. Di lantai dasar masjid, terdapat Museum Rasulullah dan Al-Qur’an yang luasnya mencapai 11.238,20 meter persegi. Fasilitas lainnya meliputi food court, area untuk praktik manasik haji, asrama (penginapan), dan perpustakaan.
Secara keseluruhan, total luas bangunan Masjid Raya Al Jabbar mencapai 21.799,20 meter persegi. Untuk mewujudkan kompleks masjid sebesar ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan dana pembangunan sekitar Rp1 triliun.(ery)