
Pamekasan, INFODIS.ID – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur dilanda bencana hidrometeorologi basah berupa angin kencang dan banjir pada Minggu (2/11). Kejadian ini mengakibatkan kerusakan ratusan rumah warga di beberapa kabupaten.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), cuaca ekstrem disertai hujan lebat pertama kali menerjang Kabupaten Pamekasan.
“Bencana ini berdampak pada lima desa dan satu kelurahan di empat kecamatan, merusak sembilan unit rumah, satu fasilitas pendidikan, dan satu tempat ibadah.”ujar Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Lebih lanjut katanya pada hari yang sama, angin kencang juga terjadi di Kabupaten Nganjuk, tepatnya di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tanjunganom. Laporan BPBD setempat mencatat delapan unit rumah warga mengalami kerusakan dengan rincian dua unit rusak berat, dua unit rusak sedang, dan empat unit rusak ringan.
Kabupaten Banyuwangi turut mengalami cuaca ekstrem yang merusak 27 rumah warga di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore. Seluruh kerusakan yang terjadi dikategorikan dalam tingkat ringan.
“Kerusakan terparah dilaporkan dari Kabupaten Malang, dimana angin kencang merusak 112 unit rumah warga di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau. Rincian kerusakan terdiri dari sembilan unit rusak berat, 14 unit rusak sedang, dan 89 unit rusak ringan. Untungnya, tidak ada korban jiwa ataupun pengungsian dalam insiden tersebut.”tegas Muhari
Selain angin kencang, banjir juga melanda Kabupaten Jember. Genangan air akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengakibatkan 280 Kepala Keluarga (KK) atau setara dengan 469 jiwa di tiga desa terdampak. Hingga Senin (3/11), banjir telah surut di Desa Tanggul Wetan dan Tanggul Kulon, namun beberapa titik di Desa Sembono masih tergenang air.
Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing lokasi telah turun tangan untuk membantu warga dan melakukan pendataan lebih lanjut terkait dampak kerusakan pascabencana.(ery)
