Harjo juga menyampaikan akan sangat terbuka menerima kembali mahasiswa PMM di tahun 2022 dan kami akan membuat program yang lebih inovasi.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Modul Nusantara, Eddy Wahyudi, SH, M.Si., menceritakan sedikit pengimplementasian modul nusantara yang telah dilakukan peserta PMM DN yakni melakukan refleksi atau mengevaluasi materi, mendatangkan narasumber
yang inspiratif, dan melakukan kontribusi sosial dengan mengajar di TPA Kalijudan dan pengabdian di desa binaan.
“Ada perubahan kelembagaan dari masyarakat lokalisasi, masyarakat prostitusi dibudidayakan untuk kegiatan ekonomi,” ujarnya.
Semmentara, Tim Pokja MBKM, Dwi Harini Sulistyawati, S.ST., MT memandang PMM ini seperti miniatur Indonesia yang menyatu dalam keberagaman dan perbedaan bahkan peserta bisa membaur dengan mahasiswa regular yang ada di Untag Surabaya. Menurutnya program PMM sangat bagus untuk mahasiswa, mereka diberi peluang untuk eksplor secara langsung dalam bidang industri maupun sosial.
Selain digelar secara langsung, kegiatan ini juga diikuti peserta PMM yang sudah kembali ke daerah asalnya secara luring. Turut hadir langsung Rektor Untag Surabaya beserta Wakil Rektor I dan II, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Dekan dari seluruh fakultas, Tim MBKM, dan Dosen Modul Nusantara.
Pada program PMM ini Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM DN) mengikuti perkuliahan dan mengikuti kegiatan modul nusantara. (smt/isa)