Surabaya, infodis.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong kemandirian usaha siswa SMA/SMK dengan melakukan peninjauan pelaksanaan program penguatan dan pengembangan dan keterampilan kejuruan, di UPT PTKK Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Surabaya, Senin (13/11/2023). Kegiatan yang digelar Dindik Jatim melalui UPT Pelatihan Teknis dan Keterampilan Kejuruan (PTKK) ini, mendapat perhatian dari Gubernur karena berstandart nasional sesuai Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI).
Dalam kegiatan tersebut, Khofifah menyempatkan meninjau beberapa pelatihan dikelas akselerasi, seperti Web Desain, Desain Grafis, Animasi, Fotografi dan Videografi. Dimana keahlian tersebut telah mengikuti uji sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Dirjen Vokasi Kemdikbudristek.
Sementara pada kelas akselerasi mandiri, diantaranya Tata Busana, Tata Boga, Teknik Pendingin dan Tata Udara serta Tata Kecantikan akan mengikuti uji kompetensi pada 15-16 November mendatang.
“Di kelas tata boga dan busana, mereka saya tanya mau kerja atau mandiri, jawabnya mandiri. Itu artinya provokasi saya lumayan ampuh. Saya selalu menyampaikan mereka harus siap menjadi juragan bukan karyawan,” kata Khofifah ditemui di UPT PTKK Dinas Pendidikan Jatim, Surabaya.
Kendati demikian, kepada para siswa Khofifah berpesan agar baik peserta tata busana maupun tata boga harus bertemu dengan end user untuk memperbarui tren pasar industri, karena industri garmen berkembang sangat pesat. “Pada kompetensi desain grafis juga luar biasa karena untuk packaging ini berkaitan dengan selera warna, tetapi produk yang dipasarkan harus look nice milenial ataupun end user,” ujar dia.
Khofifah menambahkan, inspirasi desain grafis bisa didapat dari keindahan alam ataupun budaya yang diambil dari tari gandrung Banyuwangi untuk dijadikan merek. “Jadi, banyak hal yang saya rasa berikan pengayaan kepada anak anak ini,” kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai mengatakan pelatihan dan uji kompetensi berstandar nasional ini merupakan program pengembangan keterampilan kejuruan bagi siswa SMA dan SMK, khususnya bagi siswa SMA. Menurut dia, banyak lulusan SMA tidak belajar kejuruan dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga adanya pengembangan keterampilan menjadi modal dan pembekalan untuk siap terjun ke industri.
“Jadi lewat program ini mereka mendapatkan bekal kejuruan. Kedua mendapatkan sertifikat tidak sembarangan karena ada ujian dari tempat uji kompetensi (TUK) yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi kompetensi (LSK),” ujarnya.
Dia menjelaskan 14 TUK yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI sembilan kompetensi keahlian di antaranya Jatim telah mempunyainya, sehingga kita bisa melaksanakan uji kompetensi. “Sehingga mereka lulus selain dapat sertifikat kalau ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sudah punya modal 20 SKS atau satu semester dari sertifikasi tersebut. Sertifikat juga memudahkan siswa terjun ke industri,” ucap dia.
Aries juga menekankan program ini menjadi bagian dari penguatan MJC yang ada di badan koordinator wilayah, seperti videografi, animasi, fotografi, dan desain web. “Ini yang membuat saya membawa ibu gubernur agar tahu betul kami punya sarana prasarana mengembangkan potensi anak anak. Dan ibu gubernur minta ditambah alokasi pelatihannya, karena peserta dari berbagai daerah,” katanya. (abi)