Banyuwangi, Infodis.id – Sabtu 16 Agustus 2022 telah dilaksanakan pelatihan penulisan karya ilmiah (clinic article) hasil penelitian pendidik dan tenaga kependidikan di Yayasan Mukhtar Syafa’at, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan pelatihan diselelenggarakan atas dasar Kerjasama antara Jurusan S1 Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya dengan Yayasan Mukhtar Syafa’at Blokagung Kab. Banyuwangi.
Tema besar kegiatan pelatihan yang dilaksanakan yaitu “Pelatihan 4 Bidang: Kepemimpinan, Pembelajaran, Manajerial dan Pengembangan Sekolah”. Kegiatan tersebut bertempat di Kedung Barat (SMP Mukhtar Syafa’at) yang merupakan bagian dari PP. Muhktar Syafa’at.
Kegiatan pelatihan dibuka oleh KH. Dr. M Imam Khaudli, M.Si selaku pimpinan PP. Mukhtar Syafa’at Blokagung. Kegiatan pembukaan pelatihan dihadiri oleh Ketua Yayasan Ny. Hj. Mahmudah, M.Pd.I, Ketua Jurusan S1 Manajemen Pendidikan (MP), Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan S1 MP, Jajaran Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Yayasan Mukhtar Syafa’at.
Pelatihan dimulai pukul 09.00 di salah satu kelas SMP Mukhtar Syafa’at dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang, yang berasal dari pendidik dan tenaga kependidikan.
Adapun sebagai pemateri pada pelatihan tersebut yaitu Dr. (C) Mohammad Syahidul Haq, M.Pd. dengan materi pengenalan jurnal dan website portal jurnal untuk pendidik dan tenaga kependidikan, pemateri kedua yaitu Aditya Chandra Setiawan, M.Pd. dengan materi reference manager dan pemetaan konsep penelitian ilmiah, dan pemateri ketiga yaitu Windasari, M.Pd. dengan materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Keseluruhan materi telah disampaikan kepada peserta dan tingginya antusias peserta terkait materi pelatihan dikarenakan peserta juga memiliki komunitas kepenulisan ilmiah dan non ilmiah di Yayasan Mukhtar Syafa’at.
Hasil pelatihan yang telah diselenggarakan yaitu peserta telah mampu Menyusun konsep penelitian yang disesuaikan dengan bidang kerja serta skema jurnal penelitian yang dituju, hal tersebut terlihat dari Lembar Kerja (LK) yang telah dikerjakan peserta dan telah dipresentasikan, sehingga setiap pendidik dan tenaga kependidikan memiliki 1 konsep peneltian ilmiah untuk ditindak lanjuti.
Pasca kegiatan pelatihan, sebagai bentuk tindak lanjut dilakukan pendampingan selama 4 pekan setelah pelatihan untuk memastikan konsep yang disusun telah dilakukan dan teraplikasikan dalam bentuk artikel ilmiah
Disisi lain, Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengenai kurikulum merdeka menjadikan semua sekolah harus bersiap dengan kurikulum tersebut.
Agar pelaksanaan kurikulum merdeka dapat berjalan dengan baik, Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya melakukan pengabdian masyarakat ke salah satu lembaga pendidikan, yakni lembaga pendidikan di bawah Yayasan Mukhtar Syafaat Banyuwangi.
Salah satu aspek dalam pengembangan kurikulum merdeka yang perlu diperhatikan adalah pengembangan kurikulum dilakukan berdasarkan kebutuhan, melalui metode need assessment.
Ketua pengabdian masyarakat, Ainur Rifqi, S.Pd., M.Pd menyampaikan pelaksanaan asesmen kebutuhan dalam pengembangan kurikulum sekolah merupakan salah satu amanat yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Sehingga kurikulum sebagai bagian inti dari pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik, orang tua, dan masyarakat.
Dalam pelatihan Need Assessment kali ini, tim PkM Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya membawa 2 materi yang disampaikan, yaitu materi tentang Kurikulum Merdeka dan materi tentang Pelaksanaan Asesmen Kebutuhan dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka.
Materi Kurikulum Merdeka disampaikan oleh salah satu asesor Guru Penggerak dan Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Syunu Trihantoyo, S.Pd., M.Pd. Dalam materinya Bapak Syunu menyampaikan bahwa kurikulum merdeka memiliki perbedaan yang mencolok dengan kurikulum 2013.
Pada kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada penyelasaian materi ajar di setiap kelas, sedangkan pada kurikulum merdeka kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran bagi setiap peserta didik.
Pada materi kedua mengenai Need Assessment, Rifqi menyampaikan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru perlu memperhatikan kebutuhan peserta didiknya, karena setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda dalam kegiatan pembelajaran.
Guru yang memperhatikan kebutuhan peserta didik, akan dapat mampu merangsang peserta didik untuk berkolaborasi mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tahapan pencapaian.
Lebih lanjut, need assessment perlu disusun sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, dengan mewawancarai setiap peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, guru dapat memahami karakter setiap peserta didik, serta dapat menentukan metode dan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. (adv/isa)