Infodis.id – Francis Ngannou, sosok yang dikenal dengan kekuatan pukulan dahsyatnya di UFC, mengalami kegagalan pahit dalam perjalanannya menaklukkan dunia tinju. Dua kekalahan beruntun melawan Tyson Fury dan Anthony Joshua menjadi bukti bahwa transisi dari oktagon ke ring tinju bukanlah perkara mudah. Lantas, apa yang menyebabkan kegagalan sang predator MMA ini?
Ngannou, dengan gaya bertarungnya yang agresif dan pukulan knockout yang mematikan di UFC, diharapkan dapat mendominasi dunia tinju. Namun, kenyataan berbicara lain. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kegagalannya:
Kegagalan Ngannou menimbulkan pertanyaan besar: Apakah petarung MMA secara umum akan kesulitan bersaing di tinju? Jawabannya tidak sesederhana itu. Setiap petarung memiliki kemampuan dan gaya bertarung yang berbeda-beda. Ada kemungkinan petarung MMA lain yang bisa sukses di tinju dengan persiapan yang matang dan adaptasi yang baik.
Namun, kasus Ngannou menjadi pelajaran berharga bahwa transisi dari satu disiplin ke disiplin lain bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan lebih dari sekadar kekuatan fisik untuk menjadi juara di dunia tinju.
Kegagalan Ngannou tidak serta-merta menghapuskan potensinya sebagai petarung hebat. Sebaliknya, pengalaman ini dapat menjadi batu loncatan untuk perbaikan diri. Ngannou bisa saja kembali ke MMA dengan pengalaman baru dan lebih kuat, atau mungkin memilih untuk terus berlatih tinju dan memperbaiki kekurangannya.(ery)