25 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO NASIONAL

Mendag: Pemimpin Daerah di Daerah Inflasi Tertinggi Dilarang ke Luar Negeri

Lampung, Infodis.id – Menteri Perdagangan atau Mendag, Zulkifli Hasan dengan tegas melarang pemimpin daerah Gubernur, Bupati, hingga Walikota untuk ke luar negeri, terutama dari daerah yang inflasinya masih tinggi.

“Kita kerja sama dengan Gubernur, Bupati, Walikota bahkan dipimpin Mendagri yang inflasi tinggi, bupati (dan lainnya) tidak boleh keluar negeri, bahkan anggarannya tidak boleh lebih,” kata Mendag kepada usai membuka rapat kerja Kemendag, di Lampung, Rabu (1/3/2023).

Langkah ini untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadan, sekaligus sebagai upaya agar pemimpin daerah fokus menjaga inflasi pangan di daerahnya masing-masing menjelang Ramadan.

Upaya tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintah pusat untuk konsisten menjaga inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) dalam kisaran sasaran 3,0 persen plus minus 1 persen pada 2023. Oleh karena itu, Pemerintah sangat ketat dalam memantau perkembangan inflasi di setiap daerah.

“Memang ini ketat kita dipimpin Menko langsung, inflasi juga mendagri tiap minggu, juga ada dana 2 persen anggaran di daerah cadangan daerah untuk rencana tidak terduga. Ada 2 persen, jadi kalau harga naiknya terlalu mahal sekali lebih 5 persen pemerintah daerah boleh subsidi ongkosnya,” ujar Mendag dilansir dari merdeka.com.

Misal, ongkos kirim bawang dari Padang datang ke Lampung ongkosnya bisa dibayar Pemerintah daerah, atau telur dari Jawa datang ke Lampung ongkosnya juga bisa diganti Pemda, sehingga ongkosnya bisa turun lagi.

Namun, intinya Mendag berharap kebutuhan pokok menjelang lebaran bisa mencukupi.

“Tapi yang paling penting lebaran stoknya cukup. saya lagi gencar untuk daging gula, bawang putih, minyak goreng dan terigu karena nanti orang beli kue. Kita kerja keras ini tinggal 18 hari lagi puasa. jadi mulai masuk yang penting tersedia,” katanya.

Dia menjelaskan, komoditas cabai menjadi komoditas yang menjadi perhatian. Sebab, pasokan cabai bagi masyarakat terancam akibat tingginya curah hujan beberapa waktu ini.

“Saya kira secara umum, hanya saja paling cabe, karena cabe kalau musim hujan panennya susah padahal butuhnya banyak. Semua pakai cabe. kalau lain-lain saya kira ketersediaanya saya jamin,” pungkasnya (**/isa)

 

Related posts

Pemkab Sidoarjo Luncurkan SiPraja

adminredaksi

Kopi Pahit di Pagi Hari, Energi dan Segudang Manfaat

Dua Anak Usaha SIG Terpilih Sebagai National Lighthouse Industri 4.0

Editor: [ Iskandar Pribowo ]