Jakarta, infodis.id – Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai skema pendanaan yang inovatif. Salah satu upaya terbaru adalah mendorong petani, khususnya petani tebu rakyat, untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema Khusus. Program ini dirancang untuk mengatasi tantangan permodalan yang selama ini menjadi kendala utama dalam peningkatan produktivitas petani.
“KUR skema Khusus memiliki beberapa keunggulan yang sangat relevan bagi petani tebu rakyat. Salah satunya adalah suku bunga yang tetap sebesar 6 persen, tanpa kenaikan bertahap seperti yang diterapkan pada skema KUR lainnya. Hal ini tentu memberikan kepastian kepada petani dalam merencanakan pembiayaan usahanya tanpa khawatir akan beban bunga yang meningkat. Selain itu, tidak ada batasan total akumulasi plafon, sehingga petani dapat mengakses pembiayaan KUR berulang kali sesuai dengan kebutuhan usaha mereka.” Jelas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan dalam keterangan tertulis Kamis (29/8) dikutip dari infopublik
Yang menarik dari KUR skema Khusus ini adalah persyaratan yang mewajibkan penerima untuk melakukan usaha secara berkelompok dan memiliki mitra usaha (off-taker) yang mampu menyerap hasil produksi. Dengan demikian, petani tidak hanya mendapatkan pembiayaan, tetapi juga kepastian pasar untuk produk mereka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan siklus bisnis yang berkelanjutan dan mengurangi risiko ketidakpastian harga hasil panen.
Pilot project pendanaan petani tebu rakyat melalui KUR skema Khusus telah diluncurkan dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Bank Jatim, dan Sugar Co.
“Program ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan formulasi yang tepat untuk memenuhi persyaratan sebagai debitur KUR skema Khusus. Implementasi ini tidak hanya membuka akses pendanaan yang lebih luas bagi petani, tetapi juga memperkuat kemitraan antara petani dan industri gula.”tegas Ferry Irawan. (ery)