Fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk aedes aegypti agar tidak berkembang biak lebih luas lagi. Fogging dilakukan di rumah warga yang berradius sekitar 100 meter dari korban yang terserang DB.
“Fogging dilakukan di sekitar rumah korban yang sudah dinyatakan positif DB dengan jarak sekitar 100 meter memutar,” imbuhnya.
Diperkirakan ada sekitar 120 rumah yang difogging. Diharapkan fogging bisa menekan korban DB yang terus berjatuhan. Hampir tiap musim hujan, nyamuk aedes aegypti memakan korban. “Setiap musim hujan korban DB banyak. maka tim fogging PMI membantu pemerintah dengan melakukan pengasapan,” terangnya.
Namun, Zaenal mengingatkan bahwa fogging hanya salah satu cara untuk menekan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Pasalnya, jentik-jentik nyamuk tidak akan mati saat di fogging. Sebab, jentik-jentik nyamuk itu berada di air, khususnya air yang bersih.
“Maka gerakan menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang mampu menampung air tetap diteruskan,” imbuhnya, dilansir dari kominfojatim.
Untuk itu, dia juga mengimbau masyarakat sendiri untuk melakukan gerakan 3 M. Diyakininya, gerakan 3 M itu bisa dilakukan sendiri masing-masing keluarga, kemudian bisa dilakukan secara bersama-sama.
“Masyarakat juga harus sadar dengan lingkungannya, agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang,” imbuhnya. (afp)