Gol A Gong menjelaskan dipilihnya Banyuwangi lantaran perkembangan literasi di Banyuwangi dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya taman-taman baca dan komunitas pegiat literasi di daerah.
“Masyarakat Banyuwangi juga sangat heterogen dan daerahnya mampu berkembang dengan pesat. Inilah alasan kami ke Banyuwangi untuk bekerja sama dengan pemerintah lokal terkait peningkatan literasi di daerah,” urai penulis yang telah menerbitkan ratusan buku itu.
Dalam kesempatan itu, Gol A Gong meminta agar masyarakat tidak terlalu terbebani dengan hasil penelitian Unesco yang menyebut minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
“Saya sudah keliling ke berbagai daerah, ternyata banyak kok masyarakat kita yang masih suka membaca bahkan sudah menulis buku. Mulai pelajar, birokrat, bahkan ibu-ibu juga banyak,” kata Gol A Gong.
“Untuk itu, ayo kita lebih dorong agar warga memanfaatkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada,” imbuhnya.
Selain Gol A Gong, seminar juga menghadirkan sejumlah tokoh literasi yang lain. Seperti penulis dan sekjen Iqro Semesta, Aditya Akbar Hakim; tokoh literasi nasional yang juga CEO Saeida Estate, Yusron Aminulloh; dan Penulis dan Trainer MEP, Teguh Utomo.