4 Juli 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO PERISTIWA

Kasus Perundungan Siswa SMP di Banyuwangi Dilatarbelakangi Unggahan Status WhtasApp

Pertemuan terkait kasus perundungan/Pemkab Banyuwangi

Banyuwangi, infodis.id – Kasus perundungan menimpa salah satu siswa SMP di Banyuwangi yang dilatarbelakngi unggahan status WhatsApp.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan, kasus perundungan dilatarbelakangi atas unggahan korban di status WhatsApp.

Korban, lanjut, Suratno, menggunggah status yang berisi tantangan berkelahi satu lawan satu untuk siapa saja yang berani. Unggahan status itu kemudian direspons oleh para siswa lain dengan aksi bullying.

Hal itupun menjadi perhatian khusus pemerintah setempat. Pemkab Banyuwangi berkoordinasi dengan kepolisian telah menggelar pertemuan yang melibatkan korban, pelaku, dan orang tua dari semua pelajar yang terlibat.

Kasus perundungan itu terjadi di area luar sekolah. Dalam video yang beredar, terlihat beberapa siswa merundung secara bergantian seorang siswa lain.

“Kasus perundungan itu terjadi pada Rabu (19/6/2024). Kejadiannya berlangsung sepulang jam sekolah di Putuk Desa Kelir,” terangnya.

Suratno menjelaskan, setelah mengetahui adanya kejadian tersebut, Bupati Banyuwangi Bu Ipuk Fiestiandani menelepon dari Tanah Suci dan memerintahkan untuk segera menyelesaikan masalah ini.

“Sekaligus diambil pembelajaran agar tak terjadi lagi ke depan. Kami juga mengontak pihak sekolah, dan berkoordinasi dengan kepolisian setempat,” ucap Suratno.

Pihak kepolisian kemudian memanggil korban, para pelaku, dan orang tua kedua belah pihak. Dalam pertemuan itu, kepolisian memberikan pemahaman tentang perundungan dan sanksi yang akan didapat para pelakunya.

“Termasuk juga melakukan koordinasi lebih lanjut atas kejadian perundungan tersebut, mencegah agar tindakan serupa tidak terjadi lagi,” katanya.

Suratno mengingatkan kepada masyarakat, khususnya para siswa, untuk bijak dalam bermedia sosial. Ia meminta agar media sosial tak dipakai secara sembrono.

Dinas Pendidikan, kata dia, juga terus mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk terus menjalin koordinasi dengan semua pihak, termasuk orang tua, untuk terus memberi edukasi anti-perundungan.

“Perlu kontrol sosial yang sangat ketat untuk mencegah terjadinya perundungan. Ini tanggung jawab bersama antara pihak sekolah, orang tua, dan semua pihak. Pendidikan di sekolah dengan Merdeka Belajar dan Implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) secara rutin memang berisi materi positif untuk tumbuh kembang anak. Namun kepedulian orang tua dan masyarakat merupakan bagian dari ekosistem yang tidak bisa terlepaskan,” demikian Suratno. (isa)

Related posts

Gyeongseong Creature: Tontonan yang Menjanjikan Misteri, Horor, dan Aksi

Mendagri Dorong Polri Awasi Kampanye Hitam Jelang Pemilu 2024

Gubernur Khofifah Perluas Perdagangan Antar Daerah

adminredaksi