4 Juli 2024
INFODIS.ID
INFO PARIWISATA

Menelusuri Tradisi Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo: Ritual Penuh Makna untuk Menjaga Keharmonisan

Ritual Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo (dok kominfo kabupaten pasuruan)

Pasuruan Kabupaten, infodis.id – Gunung Bromo, salah satu keajaiban alam Indonesia, tak hanya memukau dengan panoramanya yang luar biasa, tetapi juga kaya akan tradisi dan budaya Suku Tengger yang tinggal di sekitarnya. Salah satu tradisi yang menarik untuk dibahas adalah ritual Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo.

Baru-baru ini, pada tanggal 21 Juni 2024, ritual Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo telah dilaksanakan di Desa Ngadisari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Ritual ini dipimpin langsung oleh Supoyo, kepala dukun adat Suku Tengger, dengan tujuan untuk memohon keselamatan dan keharmonisan di kawasan Bromo.

“Doa bersama ini merupakan ritual wajib sebelum membuka gerbang Bromo. Doa ini menjadi wujud rasa syukur dan penghormatan Suku Tengger kepada Sang Hyang Widhi atas kelestarian Bromo dan sekaligus memohon perlindungan untuk masa depan.”ujar Supoyo kepala dukun adat Suku Tengger.

Usai doa bersama, ritual dilanjutkan dengan membuka gerbang Bromo. Prosesi ini dilakukan di Punde, Desa Cemoro Lawang, yang mengarah langsung ke Gunung Bromo. Ritual ini dihadiri oleh pemangku adat setempat, perwakilan TNI POLRI, pemerintah daerah, dan undangan lainnya.

Pembukaan gerbang Bromo menandakan dimulainya akses bagi wisatawan untuk mengunjungi kawasan Bromo. Namun, ritual ini bukan hanya tentang membuka pintu fisik, tetapi juga membuka pintu hati dan pikiran untuk menyambut para pengunjung dengan penuh keramahan dan tanggung jawab.

Tradisi Tutup Gerbang dan Upacara Yadnya Kasada

Menariknya, ritual Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo tak hanya berhenti di situ. Tradisi ini dilengkapi dengan ritual Tutup Gerbang Bromo yang dilakukan setelah Upacara Yadnya Kasada selesai digelar. Upacara Yadnya Kasada, yang dirayakan setiap tahun, merupakan upacara besar Suku Tengger yang menjadi puncak dari rangkaian ritual di Bromo.

Upacara Yadnya Kasada melibatkan seluruh masyarakat Suku Tengger dari berbagai desa di kawasan Bromo. Mereka berkumpul di puncak Bromo untuk mempersembahkan sesaji dan memanjatkan doa kepada leluhur dan para dewa. Upacara ini menjadi wujud penghormatan Suku Tengger atas asal-usul mereka dan memohon berkah untuk panen yang berlimpah.

Menjaga Kelestarian Tradisi dan Keharmonisan

Ritual Buka Tutup Pintu Gerbang Bromo, beserta tradisi Yadnya Kasada, merupakan bagian penting dari budaya Suku Tengger yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka di kawasan Bromo. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam Bromo dan memelihara keharmonisan antara manusia dan alam.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Bromo, memahami tradisi dan budaya Suku Tengger menjadi sebuah keharusan. Dengan menghormati tradisi dan mengikuti aturan yang berlaku, wisatawan dapat turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian Bromo dan keharmonisan dengan masyarakat setempat.(ery)

 

Related posts

Menilik Keindahan Pesona Desa Wisata Ranupani yang Berhasil Sabet ADWI 2021

adminredaksi

Pemkab Bojonegoro Bakal Gelar Ketoprak Plesiran di Empat Zona

B-Fest 2022 Bakal Digeber Rabu Malam

adminredaksi