Jakarta, infodis.id – Tahun 2023 memecahkan rekor sebagai tahun terpanas dalam sejarah, dengan suhu rata-rata global 1,48°C lebih tinggi dari periode pra-industri. Angka ini sangat dekat dengan target suhu 1,5°C yang ditetapkan oleh negara-negara di Paris pada tahun 2015.
Peningkatan suhu ini disebabkan oleh emisi karbon dioksida yang terus meningkat, dibantu oleh kembalinya fenomena iklim alami El Niño. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan berbagai peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, banjir, dan kebakaran hutan.
Data CCCS juga menunjukkan bahwa 2023 adalah tahun pertama yang tercatat di mana setiap hari setidaknya 1°C lebih hangat daripada rekor pra-industri 1850-1900. Hampir setengah hari 1,5°C lebih panas dan, untuk pertama kalinya, dua hari lebih dari 2°C lebih panas. Suhu yang lebih tinggi meningkat dari Juni, dengan panas September jauh di atas rata-rata sebelumnya sehingga seorang ilmuwan menyebutnya “sangat panas”.
Carlo Buontempo, direktur CCCS, mengatakan: “Kejadian ekstrem yang telah kita amati selama beberapa bulan terakhir memberikan kesaksian dramatis tentang seberapa jauh kita sekarang dari iklim tempat peradaban kita berkembang.
“Ini memiliki konsekuensi yang dalam bagi perjanjian Paris dan semua upaya manusia. Jika kita ingin berhasil mengelola risiko iklim kita, kita perlu segera mendekarbonisasi ekonomi kita sambil menggunakan data dan pengetahuan iklim untuk mempersiapkan masa depan.” dilansir dari theguardian.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global akan terus meningkat jika emisi karbon dioksida tidak dikurangi secara signifikan. Jika target suhu 1,5°C terlampaui, konsekuensinya akan sangat parah, termasuk kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.(ery)