17 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO DAERAH

Kasus DBD Meningkat, Komisi D DPRD Surabaya Panggil Dinkes

Rapat koordinasi pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit/Achamd Fikri Pribowo

Surabaya, infodis.id – Terkait dengan laporan peningkatan kasus demam berdarah, flu Singapura, ISPA dan penyakit gondongan Komisi D DPRD Surabaya memanggil dinas kesehatan dalam rapat koordinasi terkait pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit di Kota Surabaya.

“Terkait ada beberapa laporan peningkatan kasus demam berdarah, flu Singapura, ISPA dan penyakit gondongan,” kata Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya, Dr. Akmarawita Kadir, Kamis (2/5/2024).

Seusai rapat, Dr. Akmarawita menjelaskan, khusus kasus demam berdarah seperti yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dalam rapat, ada peningkatan 29 persen di akhir periode bulan April.

“Tapi untuk angka kematian 0 persen dan belum dikatakan KLB (Kejadian Luar Biasa). Dan sedangkan kalau kasus DBD sesuai kriteria itu peningkatannya dua kalinya,” ujarnya.

Jika dibanding dengan dengan kota-kota lain seperti Jember dan Probolinggo, pihaknya menyebut sudah kejadian luar biasa (KLB).

“Karena peningkatannya cukup tinggi,” ujar Akmarawita Kadir.

Menurutnya, Surabaya secara umum memang ada peningkatan, tetapi untuk pencegahan penyakit DBD dinilai cukup baik, bahkan program pencegahan tersebut sudah turun sampai ke Puskesmas, masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan Bumantik.

“Tapi kita tetap mengingatkan untuk prosedurnya sampai ke bawah,” ucapnya.

Menurut legislator Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini, agar masyarakat, KSH dan bumantik untuk tetap menjaga daerahnya masing-masing untuk menekan jumlah kasus DBD.

“Dan jangan sampai menimbulkan kejadian kematian,” tambah Dr Akmarawita.

Oleh karena itu, untuk program fogging dan 3M plus ini, menurutnya harus tetap terus dilakukan dan dijaga dengan baik.

“Karena disini ada 10 kecamatan dan kelurahan paling terbanyak (Kasus DBD),” ungkap Akmarawita Kadir.

Hal itu menurutnya, harus menjadi perhatian pemerintah kota supaya jangan sampai di 10 wilayah tersebut meningkat lagi.

“Kita akan meminta puskesmas untuk terus berkoordinasi dengan Bumantik maupun KSH,” terang Akmarawita Kadir.

Pihaknya juga menyebut, dari 10 data wilayah terbanyak tersebut diantaranya Tandes, Sawahan, Benowo, Rungkut, Pakal Sambikerep, Tambaksari, Wonokromo, Tenggilis dan Kenjeran.

“Itu akan menjadi fokus kita bersama dan tidak menyampingkan daerah-daerah lain untuk tetap pertahankan kebersihan dan 3M plusnya,” jelas Akmarawita Kadir.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa kasus DBD di Surabaya bisa dikendalikan tidak sampai melonjak seperti di wilayah kabupaten atau kota di Jawa Timur.

“Jadi sampai akhir April kemarin kasus (DBD) ada peningkatan di bandingkan dengan tahun 2023 di periode yang sama,” kata Nanik Sukristina.

Tetapi menurutnya, angka kenaikan hanya 26 persen yang masih dirasa aman.

“Insya Allah aman jangan sampai terjadi KLB di kota Surabaya,” ucap Nanik Sukristina.

Meski demikian menurutnya, pihaknya tetap waspada dan menggerakkan masyarakat dan KSH untuk selalu melaksanakan pola hidup sehat dan lingkungan.

“Juga melalukan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara mandiri di wilayahnya masing-masing,” pungkas Nanik Sukristina, S.KM, M., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (afp)

Related posts

Nikmati Kuliner Unik dan Lezat di Swiss-Belinn Airport Surabaya

Hangatnya Kembang Tahu

adminredaksi

Pembangunan PLTS Terapung Cirata Hampir Tuntas, Dirut PLN: Akan Menjadi yang Terbesar di Asia Tenggara