Jakarta, infodis.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjukkan komitmennya terhadap kemajuan sektor pertanian dengan langkah baru yang berpotensi memberi dorongan besar. Melalui penambahan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 4,85 juta ton, Jokowi bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan dan produktivitas pertanian di Indonesia.
Sebelumnya, kuota pupuk bersubsidi hanya mencapai 4,7 juta ton. Namun, dengan peningkatan ini, kuota tersebut melonjak signifikan menjadi 9,55 juta ton. Langkah ini direspon positif sebagai upaya konkret pemerintah dalam mendukung para petani dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024 menjadi landasan hukum yang mendorong implementasi peningkatan alokasi pupuk bersubsidi ini. Penetapan ini juga mencakup harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian tahun anggaran 2024.
Penambahan kuota pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton bukan hanya sekadar angka. Ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan input pertanian yang esensial dengan harga terjangkau bagi para petani. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pelaku pertanian di seluruh Indonesia.
Langkah ini juga dapat memberikan dampak positif secara ekonomi, mengingat sektor pertanian masih menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia. Dengan peningkatan produksi pertanian, Indonesia dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan demikian, penambahan kuota pupuk bersubsidi bukan hanya kebijakan sektoral, namun juga sebuah strategi untuk memperkuat ketahanan pangan dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan visi Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan berdaulat dalam sektor pangan.(ery)