”Pengidap stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak. Pengaruhnya terlihat pada kemampuan kognitif. Mereka cenderung sulit mengingat, menyelesaikan masalah, dan tersendat dalam aktivitas yang melibatkan kegiatan mental atau otak,” imbuh mantan Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Hasto menambahkan, PK 21 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 1 April hingga 31 Mei 2021 berhasil mendata 68.478.139 keluarga yang mencakup data tentang individu keluarga, umur perkawinan, jumlah anak, kesertaan Keluarga Berencana (KB), kondisi rumah serta data keluarga risiko stunting. Sementara Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) melaporkan bahwa selama tahun 2021 telah terjadi penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia dari 27,67 persen di tahun 2019 menjadi 24,40 persen pada tahun 2021.