2 Mei 2024
INFODIS.ID
INFO BISNIS

Freeport Indonesia Sebut Progres Pembangunan Smelter Tembaga KEK Gresik Capai 74,07 Persen

Surabaya, infodis.id – PT Freeport Indonesia menyebut progres proyek pembangunan smelter tembaga di KEK Gresik, hingga Juni 2023 mencapai 74,07 %.

Hingga akhir tahun ini Desember 2023 ditargetkan sudah menyelesaikan utilitas produksi smelter.

“Dengan progres yang ada, ditambah target yang sudah kami capai, kami optimis smelter di KEK Gresik ini selesai dan beroperasi pada Mei 2024 mendatang,” kata Construction Manager Smelter Freeport Gresik, Yoga Ameliasari, Selasa (8/8/2023).

Target operasi teerebut didasarkan proyek Smelter Gresik tersebut akan mencapai 100 persen konstruksi di akhir 2023. Kemudian, akan lanjut ke fase soft commissioning dan ramp up operasi di Juni 2024.

Menurutnya, jika melihat rencana Kurva S penyelesaian pembangunan smelter yang disetujui pemerintah, rencananya proyek Smelter Manyar baru selesai 52,9 persen pada Januari 2023. Dengan begitu, capaian ini melebihi target yang ditetapkan.

“Total kumulatif biaya mencapai US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 36 triliun. Pekerjaan tiang pancang yang jumlahnya hampir 18 ribu tiang pancang sudah selesai 100 persen, pekerjaan konkret beton smelter sudah 74 persen atau 171 ribu m3, instalasi baja di smelter sudah 48 persen, instalasi peralatan sudah 39 persen, dan pembangunan pelabuhan sudah mencapai 100 persen,” ungkap Yoga didampingi Kery Yarangga, Manager External Communications Corporate Communications PT Freeport Indonesia.

Sememtra itu, Superintend External Comunication, Sari Esayanti, menjelaskan, pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dan rencananya akan ditambah 300 ribu ton pada pengembangan produksi yang saat ini sedang berjalan.

“Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” kata Santi, panggilan akrab Sari Esayanti bersama Katri Kisnati, VP Comunication PT Freeport Indonesia.

Katri menambahkan, Smelter Gresik nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550 ribu ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Selanjutnya, smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun. Kemudian, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600.000 ton per tahun.

Tak hanya menghasilkan katoda tembaga, produk sampingan lain juga akan dihasilkan oleh smelter ini mulai dari produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6.000 ton per tahun, asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150.000 ton per tahun.

Nantinya, total kapasitas pengolahan konsentrat smelter pada 2024 akan mencapai 3 juta dmt/tahun. Pabrik tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) ini telah menyerap tenaga kerja di smelter anyar tersebut sebanyak 150.000 pekerja.

Dengan rincian sebanyak 98 persen merupakan tenaga kerja Indonesia dan diantaranya pekerja lokal sebesar 50 persen dari Jawa Timur yang mencakuo tenaga kerja konstruksi smelter, PMR, dan ekspansi PT Smelting.

Selanjutnya, dengan gabungan kapasitas dari Smelter Baru dan Smelting Gresik, maka konsentrat PT Freeport Indonesia telah diolah 100 persen di dalam Negeri. (isa)

Related posts

LPS Senantiasa Dorong Pentingnya Perlindungan Data Pribadi Dalam Transaksi Keuangan

Editor: [ Hary Prasodjo ]

Tangkap Peluang Investasi di 2024, Bank Mandiri Kembali Gelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024

Editor: [ Hary Prasodjo ]

Sekar Bumi Optimis Cetak Pendapatan Rp 3,8 Triliun di 2023