5 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO PEMERINTAHAN

AH Thony Sambut Baik Rencana Wali Kota Eri Pasang Tulisan Aksara Jawa di Kantor Pemkot Surabaya

Surabaya, infodis.id – DPRD Kota Surabaya menyambut baik rencana Wali Kota Eri Cahyadi yang akan mengembalikan tren tulisan Aksara Jawa pada plakat di Kantor Pemkot Surabaya.

Dukungan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony.

Menurut dia, instruksi Wali Kota ini merupakan bagian dari edukasi dan pelestarian budaya Jawa bagi warga Surabaya dan juga sebagai langkah mengenalkan jati diri bangsa di tengah gempuran aksara asing yang luar biasa terkenal.

Selain itu, ini juga dalam rangka menjaga aksara-aksara di Nusantara ini tidak hilang. Sehingga jati diri sebagai bangsa ini masih terjaga dengan baik.

Saat ini ada sekitar 12 aksara termasuk Aksara Jawa yang secara umum menjadi asing daripada aksara negara asing lainnya yang dikenal masyarakat Indonesia.

“Ya, kita bersyukur punya Wali Kota yang cukup tanggap. Gagasan itu mempresentasikan kegalauan masyarakat di Surabaya dan di tempat lain, ditangkap dengan baik oleh Pak Eri,” ungkap AH Thony, Senin (25/9/2023)

Bahkan, lanjut dia, Wali Kota Eri Cahyadi meminta dan bahkan punya mimpi sebelum Hari Pahlawan 10 November 2023, Aksara Jawa sudah muncul di Surabaya dan terpasang di semua Kantor Dinas Pemkot Surabaya.

Dengan munculnya Aksara Jawa nanti, Thony berharap bisa menjadikan Kota Surabaya ini lebih indah dan baik, berimplikasi pada edukasi sehingga nanti muncul tenaga- tenaga yang memiliki keterampilan dan bisa diberdayakan.

Lebih jauh, Thony menyatakan, jika tulisan Aksara Jawa itu adalah sebuah kerajinan, maka nanti bisa membangkitkan ekonomi masyarakat. Seperti pembuatan suvenir berupa Aksara Jawa.

“Kalau ini sudah diterapkan pemkot, harapan kami nanti jadi booming dan instansi-instansi lain akan mengikuti hingga ke tingkat kelurahan, RW, bahkan tempat tempat usaha seperti mal.Dengan begitu kerinduan akan potensi kedaerahan nampak,” tutur Thony.

Dikatakan Thony, Wali Kota Eri Cahyadi melihat bahwa itu sebuah persoalan yang harus dihadapi. Sehingga ketika Wali Kota mencanangkan sebelum 10 November itu sudah terpasang, ini artinya Wali Kota ingin menyandingkan munculnya tulisan ini menjadi sebuah spirit kota.

“Kan kita semua sama tahu kalau 10 November adalah Hari Pahlawan, hari besarnya Kota Surabaya,”imbuh Thony.

Dia menegaskan, jikalau umumnya hari besar itu ditandai perubahan dengan munculnya Aksara Jawa, maka ini menjadi sebuah awal revolusi perubahan kebangkitan peradaban Surabaya sebagai suatu masyarakat yang sadar tinggal di tanah Jawa yang memiliki peradaban budaya luhur yang tak kalah luar biasanya dengan negara lain.

“Terbukti kemarin itu ketika kita sandingkan, kita komparasi dengan Konjen Jepang itu juga menceritakan bagaimana huruf-huruf itu diajarkan di Jepang. Ini yang tidak terjadi di kita,”beber dia.

“Sehingga pendekatan itu kita adopsi nantinya akan kita jadikan sebagai sebuah patron untuk kembali memajukan budaya kedaerahan,” tandas dia.

Lebih jauh, Thony menjelaskan, di Surabaya ini ada berbagai macam suku. Nanti Surabaya akan mengatur kebangkitan aksara di Nusantara. Misalnya, suku Batak bisa menukil tokonya, rumahnya dengan huruf masing- masing.

“Ini kan mengajarkan bahwa kita nanti bisa menggerus intoleransi. Saya yakin nanti dampaknya akan banyak. Tidak hanya spirit, tapi juga praktis secara ekonomi maupun hal yang lain akan bisa memberikan arti lebih. Semua ini untuk kemajuan Indonesia,”tegas dia.

Thony membayangkan jika Aksara Jawa ini sebagai kerajinan, maka perlu ada sebuah pemikiran lanjutan. Surabaya ini sedang memiliki jumlah pengangguran yang cukup banyak. kemudian lapangan usaha yang tak terbatas. sektor E-Craft (seni kerajinan) akan bisa bangkit lewat pendekatan ini.

Kemudian tulisan Aksara Jawa bisa dijadikan pendidikan informal maupun formal.”Kalau formal, nanti kan implikasinya kita membutuhkan guru-guru dengan sertifikasi dan kemampuan yang mencukupi. Sehingga nanti akan banyak dilakukan rekrutmen PNS dengan kemampuan menulis dan berbahasa Jawa yang baik,” tutur dia.

Tapi kalau yang informal, Thony membayangkan betapa indahnya karena tulisan Aksara Jawa. Generasi muda kan jarang yang menguasai dan yang masih bisa biasanya orang yang sudah sepuh atau tua.

Nantinya orang tua yang sudah manula itu tidak sekadar diintervensi oleh pemerintahan hanya menerima bantuan permakanan saja, tapi mereka bisa mengedukasi dengan membuat kelas- kelas di daerah kelurahan masing-masing untuk melancarkan penulisan huruf Jawa.

“Jadi mereka ikut berpartisipasi di dalam membangun keindahan dan kebaikan kota. Ini nanti akan menjadi klaster baru pemberdayaan masyarakat secara lebih menyeluruh,” pungkas dia. (joo)

Related posts

Sekda Jabar Dorong Efektivitas Digitalisasi Pengelolaan Sampah

adminredaksi

Agar Dalang Muda Bermunculan, Begini Upaya Pepadi

Editor: [ Iskandar Pribowo ]

Anargya ITS Sabet Empat Penghargaan Internasional di Formula Bharat Pi-EV 2022

adminredaksi