2 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO LAIN

Bayi Badak Sumatra Lahir di Indonesia, Harapan Baru untuk Hewan Terancam Punah

Way Kambas, infodis.id – Seekor bayi badak Sumatra telah lahir di Indonesia, menandai kelahiran baru yang langka bagi hewan yang sangat terancam punah dan diyakini hanya menyisakan beberapa puluh ekor di dunia.

Lembaga World Wide Fund for Nature (WWF) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan populasi badak Sumatra berjumlah kurang dari 80 ekor di Sumatra dan Kalimantan.

Bayi badak berjenis kelamin jantan dengan berat 25 kg ini lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas pada Sabtu (25/11). Ayah dari anak badak ini bernama Harapan.

Ini adalah bayi badak kelima yang lahir melalui program pembiakan semi liar di taman nasional tersebut, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar.

“Kelahiran ini merupakan kelahiran badak Sumatra yang kedua kalinya pada tahun 2023. Hal ini semakin memperkuat komitmen pemerintah terhadap konservasi badak di Indonesia,” ujar Siti Nurbaya Bakar, dalam pernyataan tertulis.

Lima ekor badak Sumatra yang lahir melalui program pembiakan ini adalah Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga Ratu-Andalas (30 September 2023), dan anak dari Delilah-Harapan (25 November 2023).

Andatu merupakan badak Sumatra pertama yang dilahirkan di cagar alam Indonesia selama lebih dari 120 tahun.

Adapun Delilah merupakan badak yang lahir dari kelahiran kedua perkawinan badak bernama Ratu dan Andalas pada 2016.

Sementara Harapan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada 2007. Harappan mulai menempati Suaka Rhino Sumatra Tanam Nasional Way Kambas pada 2015 silam.

Ia sekaligus menjadi badak Sumatra terakhir yang dipulangkan ke Indonesia.

Kelahiran bayi badak Sumatra ini merupakan kabar baik bagi upaya konservasi spesies ini. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk menyelamatkan badak Sumatra dari kepunahan.

Salah satu tantangan terbesar adalah perburuan liar. Badak Sumatra merupakan target utama para pemburu karena culanya yang diyakini memiliki khasiat obat.

Tantangan lain adalah hilangnya habitat. Lahan hutan yang menjadi habitat badak Sumatra terus berkurang akibat ekspansi perkebunan dan pembangunan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dari pemerintah dan masyarakat untuk melindungi badak Sumatra dari kepunahan.(ery)

Related posts

Menteri PPPA Beri Penghargaan ke Stakeholder G20 EMPOWER

adminredaksi

Gubernur Khofifah Tinjau Gedung Asrama Mahasiswa Nusantara

adminredaksi

Siswa SMA Se-Surabaya Ikuti Workshop Seni Melipat Kertas Prodi Sasjep Unitomo