6 Mei 2024
INFODIS.ID
INFO KESEHATAN

Inovasi Mahasiswa ITS: Deteksi COPD Lebih Mudah dengan Cairan Ludah

Surabaya, infodis.id – Di tengah meningkatnya kasus kematian akibat Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan solusi inovatif. Mereka mengembangkan alat deteksi COPD portabel dan mudah digunakan bernama CoDetector, yang memanfaatkan perubahan nilai permitivitas pada cairan ludah.

COPD merupakan penyakit peradangan paru-paru kronis yang sering menyerang perokok aktif dan pasif. Deteksi COPD tradisional menggunakan spirometer terbilang rumit, mahal, dan membutuhkan operator terlatih. CoDetector hadir sebagai solusi alternatif yang lebih praktis dan terjangkau.

CoDetector bekerja dengan mengukur nilai permitivitas, kemampuan suatu benda menyimpan energi potensial listrik, pada cairan ludah pasien. Nilai ini dipengaruhi oleh kekentalan mukosa dan kadar aquaporin-5, yang keduanya berubah pada penderita COPD.

Alat ini menggunakan biosensor kapasitif dan algoritma deep learning untuk menganalisis data permitivitas, usia, gender, dan riwayat merokok pasien. Hasilnya, CoDetector mampu mendiagnosis COPD dengan akurasi mencapai 91,4 persen dan presisi 88,2 persen.

Ketua tim Fani Ahmad Refansah menuturkan, sistem deteksi COPD menggunakan spirometer dinilai kompleks karena memerlukan biaya yang mahal, waktu deteksi yang lama, dan memerlukan operator yang terampil. Bukan hanya itu, deteksi menggunakan spirometer tidak dapat diterapkan pada pasien yang mengalami eksaserbasi atau kondisi memburuknya gejala pernapasan. “Sehingga diperlukan alternatif sistem deteksi COPD untuk mengatasi kompleksitas tersebut,” jelasnya (2/2/24)

Tim CoDetector berharap inovasinya dapat membantu meningkatkan akses terhadap deteksi COPD yang lebih mudah dan terjangkau. Mereka berencana untuk terus mengembangkan alat ini agar semakin akurat dan dapat diimplementasikan di berbagai fasilitas kesehatan.

Ke depannya, tim yang berasal dari Laboratorium Material Fungsional Maju, Departemen Teknik Fisika ITS tersebut berharap agar inovasinya ini dapat terus dikembangkan akurasinya sehingga bisa menjadi alternatif detektor COPD.

“Dengan biaya yang relatif terjangkau, semoga alat ini dapat dimanfaatkan oleh fasilitas kesehatan tingkat bawah,” tutupnya penuh harap.(ery)

Related posts

Ramuan Ajaib Kunyit, Lemon, dan Madu: Penjaga Stamina Badan Asli Indonesia!

Editor: [ Hary Prasodjo ]

Angka Stunting di Kota Surabaya Terendah se-Indonesia

Manfaat Kopi untuk Kesehatan, Asal Jangan Minum Berlebihan