Jakarta, infodis.id – Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) melakukan aksi nyata dengan menyalurkan bantuan pada akhir Desember 2023 kepada 381 madrasah di daerah tertinggal, perbatasan, penyelenggara pendidikan inklusi, dan rintisan madrasah unggulan.
Bantuan senilai Rp. 200.000.000 diberikan untuk MI, MTs, dan MA, sedangkan madrasah RA menerima bantuan sebesar Rp. 100.000.000. Provinsi Kalimantan Barat, Papua, NTT, NTB, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Lampung, dan Papua Barat menjadi wilayah yang mendapat manfaat dari program ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M. Ali Ramdhani, menegaskan bahwa bantuan ini disalurkan sesuai petunjuk teknis untuk memastikan profesionalisme, kebersihan dari korupsi, dan tanpa konflik kepentingan. “Pertanggungjawaban yang jelas dari penerima bantuan adalah suatu keharusan. Semua harus mengikuti prinsip kehati-hatian dan mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ungkap Kang Dhani dilansir kemenag Minggu (7/1/2024)
M. Sidik Sisdiyanto, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, menambahkan bahwa bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan madrasah, termasuk pembelian alat media pembelajaran, rehabilitasi ringan, sanitasi, alat permainan edukatif, dan alat pendidikan inklusi.
Optimalisasi ini, kata Sidik, merupakan upaya Kemenag untuk memaksimalkan sisa penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Madrasah dan Bantuan Operasional Pendidikan Raudlatul Athfal (BOP RA) 2023. Dengan demikian, diharapkan bantuan ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan memberikan dampak positif yang optimal bagi masyarakat.(ery)