Jakarta, infodis.id – Kementerian Perindustrian berkomitmen memperkuat ekosistem industri hijau dalam merespons meningkatnya kebutuhan produk ramah lingkungan. Dalam upaya ini, penerapan Standar Industri Hijau (SIH) menjadi fokus bagi sejumlah perusahaan manufaktur.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menyatakan kesiapan lembaga mereka untuk menjadi mitra transformasi industri. Mereka memberikan jasa industri sebagai infrastruktur mutu dan sustainability.
Baru-baru ini, PT Dan Liris menjadi perusahaan tekstil pertama di Jawa Tengah yang meraih Sertifikat Industri Hijau. Mereka memenuhi Standar Industri Hijau untuk kategori industri tekstil penyempurnaan kain dan pencetakan kain. Hal ini sebagai upaya konkrit dalam optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN).
Kementerian Perindustrian terus berupaya memperkuat ekosistem industri hijau melalui kerjasama dengan pihak terkait. Salah satunya adalah kerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dalam menyusun green katalog, memprioritaskan produk lokal dan ramah lingkungan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Hingga tahun 2023, enam industri tekstil telah bersertifikat industri hijau. Sejak 2017 hingga 2022, sebanyak 71 perusahaan industri telah memenuhi persyaratan teknis dan manajemen standar industri hijau, diberi hak untuk menggunakan logo industri hijau.
Program sertifikasi industri hijau memberikan manfaat konkret, seperti penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 37 persen, peningkatan efisiensi energi, material input, dan air yang signifikan. Sertifikat Industri Hijau diterima langsung oleh CEO PT Dan Liris, yang mengungkapkan kesungguhan perusahaan dalam memperbaiki diri dan menuju industri 4.0.(ery)