5 Mei 2024
INFODIS.ID
INFO PENDIDIKAN

Tim Kedaireka ITTelkom Surabaya Serahkan Hibah Alat ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya

Surabaya, Infodis.id – Bertani umumnya dilakukan dilahan yang luas namun saat ini semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bertani dalam bidang terbatas bahkan di perkarangan rumah sekalipun, dimana ini sangat cocok bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Teknik bertani yang cocok dilakukan di area perkotaan dikenal sebagai urban farming.

Urban farming dilakukan dengan memanfaatkan sistem penanaman vertikultur, hidroponik, dan aquaponik yang dapat dilakukan di ruang terbatas. Bahkan metode ini juga juga bisa mengatasi permasalahan ketahanan pangan masyarakat perkotaan.

“Jika kita berbicara mengenai pertanian konvensional yang butuh lahan luas justru, maka petani pekarangan berbeda. Ini dilakukan bersama dalam satu kelompok yang nantinya petani perkotaan akan terdorong juga menjadi social engineering dimana mereka bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dari perkarangan mereka sendiri. Ini juga untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama untuk meningkakan produksi hasil tani di Surabaya.” Jelas Antiek Sugiharti, kepala Dinas Ketahanan pangan dan pertanian kota Surabaya.

Pengembangan urban farming juga dilakukan di ITTelkom Surabaya, dengan memanfaatkan lahan rooftop dari beton dibuatlah metode bertani vertical farming yang dibekali pula dengan Internet of Things (IoT). Bersinergi dengan Puspa Lebo, inovasi tersebut juga berhasil lolos matching fund program Kedaireka.

“Kedaireka adalah program Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yakni matching fund atau pendanaan dari mitra dan industri. Dengan menggandeng puspa lebo, budidaya melon lankawi dan akhirnya mendapatkan dana atau dari matching.” Jelas Helmy Widyantara, Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Bisnis.

Program Kedaireka ITTelkom Surabaya ini beranggotakan 5 dosen yakni Dr. Helmy Widyantara, S.Kom., M.Eng. (dosen Teknologi Informasi), Khodijah Amiroh S.ST., M.T. (dosen Teknologi Informasi), Oktavia Ayu Permata S.T., M.T. (dosen Teknologi Informasi), Kharisma Monika S.Kom., M.Kom. (dosen Informatika), dan M. Adib Kamali S.T., M.Eng. (dosen Teknologi Informasi). Serta 15 mahasiswa dari program studi Teknologi Informasi, Teknik Komputer, Teknik Elektro. Keseluruhannya bergabung untuk menciptakan alat inovasi dengan keahlian di bidangnya masing-masing.

Program yang digagas sendiri adalah smart urban farming dengan menciptakan inovasi alat yang mampu memantau nutrisi tanah (pH & kelembaban) serta penyiraman tanaman secara otomatis. Setelah dilakukan penelitian, maka pada Senin 31 Oktober 2022, tim smart urban farming ITTelkom Surabaya mengadakan pelatihan dan penyerahan sistem monitoring tanah berbasis IoT pada kelompok tani yang digelar di Dinas Ketahahan Tanah dan Pertanian Kota Surabaya.

“Terima kasih kesempatan yang diberikan dan kesempatan menerima alat yang mampu membantu petani di perkotaan. Sebenarnya pengembangan pertanian itu merupakan bagian dari pemanfaatan lahan perkarangan. Secara kebijakan makro pemerintah kota Surabaya, hari ini kita kembangkan sejumlah lomba dan pendampingan untuk memanfaatkan lingkungan. Jika kita berbicara pertanian konvensional yang butuh lahan luas justru berat tanpa tahu cara memanfaatkan teknologi. Sehingga sinergi dengan akademis ini penting sehingga kita tahu hal-hal apa yang bisa diimplementasikan oleh petani perkotaan.” Jelas Antiek Sugiharti dalam sambutannya.

Alat yang diserahkan pada 10 kelompok tani di bawah naungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya ini mampu melakukan penyiraman tanaman secara otomatis dari jarak jauh hingga memantau nutrisi tanah dari gadget.

Dengan adanya IoT memungkinkan para petani baik konvensional maupun petani pekarangan melakukan pemantauan melalui website hingga smartphone, apabila terjadi sesuatu terhadap tanaman seperti kurangnya kelembapan tanah hingga proses penyiraman dapat dikendalikan dari genggaman.

“Alat hibah yang kami serahkan hari ini merupakan versi mini dari alat yang kami gunakan di Puspa Lebo dnegan standar industri yang dapat mengendalikan hingga 4000 melon dimana hasilnya disalurkan langsung ke swalayan. Sebelumnya kami juga mempraktekkannya di rooftop kampus.” Tutur Helmy Widyantara. (sam/put)

 

Related posts

Program Relawan Pegawai Berbagi, PLN Telah Salurkan Bantuan Peduli Pendidikan ke 12.205 Penerima Manfaat

adminredaksi

ISKI Deklarasi Komunikasi Kebangsaan Indonesia untuk Jaga Keutuhan Negara

adminredaksi

Dukung Penyelenggaraan Pemilu Bermartabat, Ksatria Airlangga Gelar Deklarasi

Editor [ Abi ]