1 November 2025
INFODIS.ID
INFO BISNISINFO PEMERINTAHAN

Transaksi Misi Dagang Jatim-NTB Tembus Rp 1,068 Triliun, Tertinggi Sepanjang 2025

Mataram, infodis.id – Misi Dagang antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mencatatkan rekor. Nilai transaksi final yang berhasil dibukukan dalam pertemuan dagang di Hotel Lombok Raya, Mataram, mencapai Rp 1,068 triliun, menjadikannya transaksi tertinggi misi dagang sepanjang tahun 2025.

Angka ini melonjak drastis dibandingkan misi dagang pada 2023 yang hanya mencatat transaksi sebesar Rp 251,39 miliar. Bahkan capaian ini melampaui transaksi misi dagang Jatim di Kalimantan Timur Mei lalu yang mencapai Rp 1,053 triliun.

Dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, misi dagang ini diikuti oleh 200 pelaku usaha dari dua provinsi. Rinciannya, 80 pelaku usaha berasal dari Jawa Timur dan 120 dari NTB.

“Alhamdulillah, per pukul 17.00 WITA nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 1,068 triliun. Ini mencakup Jatim menjual Rp 764,9 miliar, membeli Rp 153,8 miliar, dan nilai investasi Jatim mencapai Rp 150 miliar,” ungkap Khofifah.

Menurut Khofifah, capaian ini tercipta karena relasi bisnis yang sudah terjalin erat antara pelaku usaha di Jatim dan NTB. Ia optimistis kolaborasi ini akan terus berkembang dan memperkuat pertumbuhan ekonomi kedua provinsi.

Dari sisi komoditas, Jawa Timur menjual berbagai produk unggulan seperti pakan ikan dan udang, rokok, kopi, cabai, daging ayam dan bebek beku, ayam kampung, batik, fesyen, hingga bumbu dapur organik. Sementara itu, NTB menyuplai ke Jatim komoditas seperti yellow fin tuna, tembakau, jagung, hasil perikanan, kulit kambing mentah, bibit bawang merah, dan sapi hidup.

Khofifah menyebut, sinergi antarwilayah ini sangat strategis karena mendukung substitusi impor bahan baku dan integrasi pasar domestik, sekaligus membuka peluang baru dalam sektor industri, agribisnis, dan perikanan.

“Kami terus mendorong optimalisasi muatan berangkat dan balik agar distribusi logistik dan bahan pokok lebih efisien. Perdagangan antar pulau harus diperkuat demi integrasi pasar dalam negeri,” jelas Khofifah.

Ia menegaskan bahwa neraca perdagangan Jawa Timur dengan NTB pada 2023 mengalami surplus sebesar Rp 5,29 triliun, mencerminkan hubungan dagang yang saling menguntungkan dan berkembang positif.

Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menegaskan kesiapan NTB untuk menjadi penyedia bahan baku utama bagi Jawa Timur. Ia menyambut baik kolaborasi ini sebagai peluang untuk memajukan sektor perdagangan dan industri kedua daerah.

“Kami ingin NTB menjadi penyedia bahan baku yang andal untuk Jatim. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari Jawa Timur untuk mengembangkan potensi kami,” ujarnya.

Dalam agenda misi dagang ini, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara 2 perangkat daerah, 9 BUMD, dan 3 asosiasi dari kedua provinsi.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Ketua DPRD Jatim Musyafak, Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari, Deputi BI Jatim Ridzky Pribadi, Ketua Kadin Jatim Dwi Putranto, serta kepala OJK NTB Rudi Sulistyo.

Khofifah berharap, ke depan akan lahir lebih banyak kolaborasi konkret dari misi dagang ini yang mampu meningkatkan daya saing, memperluas jaringan usaha, dan mendorong ekonomi daerah tumbuh lebih merata dan berkelanjutan. (Abi)

 

 

Related posts

Andalkan Operational Excellence, SBI Pertahankan Kinerja di Tengah Krisis Energi

adminredaksi

Kinerja Terminal Peti Kemas Meningkat, Pengguna Jasa Sebut Hemat 30 Persen

Gubernur Khofifah Lepas 62 Tim Yankes Bergerak ke Pulau Kangean, Tangani 860 Kasus Kesehatan

Editor [ Abi ]