Sidoarjo, infodis.id – Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, H Mufi Imron Rosyadi, mendorong LAZISNU se-Jatim untuk memaksimalkan pendataan perolehan dan penghimpunan zakat.
Hal ini mengingat realisasi zakat yang dihimpun namun tidak dicatat dan dilaporkan masih cukup kecil. Padahal, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun, namun realisasinya baru Rp22 triliun.
“Mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkan jarak yang sangat jauh antara potensi dan realisasi. Salah satunya bisa jadi karena kesadaran menunaikan zakat belum merata di kalangan masyarakat,” kata Mufi Imron Rosyadi saat memberi sambutan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LAZISNU Jatim di Universitas Ma’arif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo, Ahad (17/12/2023).
Mifi Imron Rosyadi mengatakan, tugas LAZISNU selanjutnya adalah bagaimana pendataan perolehan penghimpunan zakat agar lebih terdeteksi semuanya.
Dia menyebutkan baru-baru ini di Rakornas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) akan dibentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di masjid-masjid.
Namun, persoalannya adalah apakah UPZ nanti hanya mengumpulkan saja dan kemudian disetor ke Baznas?
“Maka dipersilakan UPZ masjid menyalurkan ke masyarakat sekitarnya,” kata Mufi Imron Rosyadi.
Mifi Imron Rosyadi berharap, dengan adanya UPZ di masjid-masjid, maka pendataan dan penghimpunan zakat akan semakin optimal.(ery)