Kyoto, infodis.id – Para biksu di Kuil Chion-in, Kyoto, mempersiapkan ritual mengakhiri tahun dengan keheningan dan keberkahan. Lonceng raksasa, salah satu dari tiga lonceng terbesar di Jepang dengan berat mencapai 70 ton, menjadi pusat perhatian dalam uji coba yang dilakukan pada 27 Desember.
Pada malam menjelang Tahun Baru, 17 biksu akan memukul lonceng ini sebanyak 108 kali selama dua jam, dimulai pada pukul 22.40. Namun, ritual ini tidak hanya sekadar tradisi kosong. Zencho Tokida, yang memimpin urusan administratif kuil, menyatakan, “Tahun ini kita menyaksikan banyak peristiwa sedih, seperti perang. Kami ingin menyambut tahun baru dengan tetap hadir bagi kesedihan dan penderitaan orang.” dilansir asahi
Proses memukul lonceng ini melibatkan kerjasama yang tepat. Dengan lonceng setinggi 3,3 meter dan diameter 2,8 meter, sebuah palu kayu gantung sepanjang 4,5 meter digunakan untuk memukulnya. Seorang biksu utama memegang tali utama, memimpin gerakan, sementara 16 biksu lainnya menarik tali bantu yang terhubung ke palu kayu.
Dalam uji coba yang dilakukan, 27 biksu bergantian sebagai biksu utama, memeriksa ketepatan waktu setiap kali lonceng dipukul. Ini merupakan momen yang ditunggu, terutama karena untuk pertama kalinya dalam empat tahun, ritual ini tidak memiliki pembatasan masuk, setelah regulasi pandemi COVID-19 dicabut.
Chion-in, yang terletak di Distrik Higashiyama, merupakan kuil induk dari Jodo Shu, salah satu aliran Buddhisme yang mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Dalam upacara yang sederhana namun sarat makna ini, para biksu berharap membawa kedamaian dan kebahagiaan menjelang tahun yang baru bagi semua orang.(ery)