5 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO LAIN

Pasar Genteng Surabaya, Pusat Service Elektronik Mulai Ditinggalkan

Surabaya, infodis.id – Pasar Genteng Surabaya, yang dulunya dikenal sebagai pusat service elektronik, kini mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh maraknya elektronik teknologi digital yang semakin mudah diperbaiki sendiri oleh konsumen.

Menurut salah seorang pemilik toko service elektronik di Pasar Genteng, Hari, penurunan jumlah pelanggan service elektronik mencapai 50% dalam beberapa tahun terakhir.

“Dulu, setiap hari saya bisa memperbaiki 5-10 unit televisi, kulkas, atau mesin cuci. Sekarang, paling hanya 2-3 unit per hari,” kata Hari.

Hari mengatakan, penurunan jumlah pelanggan service elektronik disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah semakin banyaknya produk elektronik yang menggunakan teknologi digital.

“Produk elektronik dengan teknologi digital lebih sulit diperbaiki, karena membutuhkan keahlian khusus. Konsumen lebih memilih untuk membeli produk baru daripada memperbaikinya,” kata Aji.

Selain itu, kata Hari, adanya pandemi Covid 19 menjadi tolak balik keberadaan pasar Genteng terutama untuk pusat service elektronik seolah mati suri, ditambah harga spare part elektronik juga semakin mahal. Hal ini membuat konsumen berpikir ulang untuk memperbaiki elektronik yang rusak.

“Harga spare part elektronik semakin mahal, sehingga biaya service juga semakin mahal. Konsumen lebih memilih untuk membeli produk baru,” kata Hari.

Penurunan jumlah pelanggan service elektronik juga berdampak pada penjualan spare part elektronik. Menurut salah seorang pedagang spare part elektronik di Pasar Genteng, Budi, penjualan spare part elektronik mengalami penurunan hingga 70% dalam beberapa tahun terakhir.

“Penurunan penjualan spare part elektronik disebabkan oleh dua faktor, yaitu penurunan jumlah pelanggan service elektronik dan semakin banyaknya konsumen yang membeli produk baru.” tandasnya

Penurunan jumlah pelanggan service elektronik dan penjualan spare part elektronik di Pasar Genteng Surabaya menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha di pasar tersebut. Mereka harus mencari cara untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.(ery)

Related posts

Inovasi Manulife Indonesia-Bank DBS Jelang Tutup Tahun, Luncurkan MIWealthLink Optima

adminredaksi

Disperindag Probolinggo Gelontorkan 24.606 Liter Migor untuk 51 UMKM

adminredaksi

Sinte: Ancaman Tersembunyi di Era Digital

Editor: [ Hary Prasodjo ]