3 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO BISNIS

Pertamina Siap Jadi Pemain Utama Penyimpanan Karbon di Indonesia

Dubai, infodis.id – PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia. Hal ini disampaikan Senior Vice President Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muzara pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pertamina melihat potensi besar CCS di Indonesia, yaitu 400 gigaton (GT) potensi CCS serta kapasitas bisnis CCS/CCUS yang mencapai 60 juta ton per tahun (MTPA). Untuk menangkap peluang tersebut, Pertamina telah memiliki delapan lokasi CCS/CCUS yang pengembangannya dikolaborasikan bersama mitra strategis lainnya.

“Pertamina melihat CCUS sebagai upaya meningkatkan jumlah minyak dan gas kita sekaligus mendukung target NZE,” kata Oki.

Saat ini, Pertamina sedang mengembangkan proyek CCUS di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang memiliki potensi penyimpanan karbon 146 ribu ton. Pertamina juga sedang mengembangkan proyek CCS sebagai platform yang mendukung produksi amonia dan hidrogen rendah karbon.

Proses CCS dilakukan dengan cara menangkap karbon dioksida (CO2) dari pembangkit amonia dan kilang, kemudian mengompres dan mengangkutnya ke area di sekitar pembangkit, lalu menginjeksinya ke dalam reservoir bawah tanah.

Proses ini telah dilakukan di kawasan Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Basin. Oki menyebutkan, rata-rata CO2 dari pembangkit hidrogen di Balikpapan sebesar 1,4 juta ton per tahun. Sedangkan kapasitas penyimpanannya sebesar 270 juta ton.

Sementara itu, produksi amonia dilakukan di Pembangkit Amonia Banggai. CO2 dari pembangkit amonia mencapai 1 juta ton per tahun. Kapasitas penyimpanannya mencapai 273 juta ton.

Pertamina telah mendorong pemanfaatan CCS dan CCUS sejak Pertemuan Glasgow dua tahun lalu. Saat ini, Pertamina sedang menunggu kepastian kebijakan dari pemerintah terkait CCS/CCUS.

Aspek yang perlu diperhatikan dari pengembangan CCS dan CCUS adalah belanja modal. Persoalan ini dapat diatasi dengan mengembangkan nature-based solution (NBS), karena biayanya paling murah. Solusi lainnya adalah penangkapan metana.

Pertamina berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s)..(ery)

Related posts

Lengkapi Data untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli, LaNyalla Kunjungi ANRI

adminredaksi

Gubernur Khofifah Bersama DPRD Jatim Sepakati Raperda P4GN

adminredaksi

WIR Group Teken Kerjasama dengan EIGER

adminredaksi