Surabaya, infodis.id – Guru Besar ke-198 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Dr. Ir. Harmin Sulistiyaning Titah, ST., MT., Ph.D., menggagas teknologi bioremediasi dan fitoremediasi untuk memulihkan kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme dan tumbuhan untuk mendegradasi bahan pencemar organik dan anorganik di kawasan tercemar.
Harmin menjelaskan bahwa pengelolaan kekayaan alam yang tidak berkelanjutan menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran ini menunjukkan penurunan kualitas lingkungan, yang berdampak pada bumi, air, dan kekayaan alam yang dikuasai negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan pemulihan terhadap kualitas lingkungan,” ujar Harmin dalam orasi pengukuhannya sebagai profesor ITS.
Teknologi bioremediasi dan fitoremediasi yang digagas Harmin merupakan teknologi ramah lingkungan yang tidak membutuhkan biaya banyak. Teknologi ini dapat memangkas biaya hingga 30 persen tanpa menimbulkan efek negatif lainnya.
“Proses pemulihan secara alamiah dan mudah diterapkan menyebabkan bioremediasi menjadi pilihan yang tepat dalam pemulihan lingkungan,” tutur alumni ITS ini.
Harmin telah menerapkan teknologi bioremediasi di kawasan pemotongan kapal. Hasilnya, teknologi ini dapat menurunkan total petroleum hydrocarbon (TPH) hingga 90 persen.
Sementara itu, fitoremediasi merupakan upaya menyerap polutan yang dimediasi oleh tumbuhan. Harmin memilih tumbuhan mangrove untuk fitoremediasi karena kemampuannya dalam menyerap logam berat.
“Tujuannya, perbedaan akar tumbuhan tersebut dapat menjangkau area yang tercemar dan penambahan konsorsium bakteri yang sesuai dapat meningkatkan efektivitas hasil remediasi,” beber Harmin.
Harmin berharap penelitiannya dapat membantu memulihkan lingkungan yang tercemar dan mempercepat proses pemulihannya.(ery)