Rijswijk, infodis.id – Lebih dari 8.000 warga negara Indonesia (WNI) di Belanda memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 yang berlangsung di 7 Tempat Pemilihan Suara (TPS) di gedung De Broodfabriek Rijswijk. Hal ini terungkap setelah pencoblosan pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Padahal, terdapat 13.162 pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) Den Haag. Rinciannya adalah 11.849 pemilih melalui TPS dan 1.313 pemilih melalui Pos seperti dilansir dari kabarbelanda
Selain itu, terdapat 1.671 pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan Luar Negeri (DPTbLN). Banyaknya surat suara yang tersisa, baik untuk memilih calon presiden maupun legislatif, menjadi bukti tingginya angka golput.
Di TPS 2, misalnya, sebanyak 2.135 surat suara tidak terpakai, termasuk surat suara cadangan. Sementara di TPS 6, terdapat 1.150 surat suara yang tidak digunakan.
Ketua PPLN Den Haag, Nur Hasyim Subandi, mengungkapkan alasan mengejutkan di balik tingginya angka golput. Ketika ia menanyakan alasan ketidakhadiran para pemilih, banyak yang mengaku enggan memilih karena melihat perkembangan berita politik di tanah air.
Banyak pengamat memprediksi bahwa Pemilu 2024 akan berlangsung dalam dua putaran. Oleh karena itu, beberapa pemilih memilih untuk menunda partisipasi mereka dan menunggu putaran kedua.
Alasan ini tentu saja menjadi tamparan keras bagi penyelenggara pemilu dan para politisi. Ketidakpercayaan publik terhadap sistem politik dan proses demokrasi di Indonesia tampaknya menjadi faktor utama di balik fenomena ini.(ery)