Bogor, infodis.id – Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, masih dihadapkan pada berbagai tantangan signifikan. Meskipun desa ini memiliki posisi yang strategis, berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta dan dikelilingi oleh potensi ekonomi yang besar, upaya untuk memaksimalkan potensi tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal.
Dalam kunjungan kerja ke desa tersebut, Wakil Ketua Komisi V DPR, Roberth Rouw, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi BUMDes yang dinilai belum berkembang sesuai dengan harapan. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah minimnya pendampingan dari pihak terkait, terutama dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). “Kementerian seharusnya memberikan dukungan yang lebih intensif dalam membantu pengelolaan dan pengembangan usaha desa, namun sayangnya hal ini belum terlaksana dengan baik,” tegas Roberth.
Roberth menambahkan bahwa potensi besar yang dimiliki Desa Tugu Selatan seharusnya bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat setempat, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Desa ini sangat strategis dan memiliki daya tarik wisata yang tinggi. Jika dikelola dengan baik, BUMDes bisa menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Selain masalah pendampingan, Roberth juga menyoroti kurangnya akses terhadap pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para pengelola BUMDes. Menurutnya, kemampuan manajerial dan pemahaman mengenai tata kelola usaha yang baik menjadi faktor kunci yang perlu ditingkatkan. “Tanpa adanya peningkatan kapasitas, sulit bagi BUMDes untuk bersaing dan berkembang di tengah persaingan ekonomi yang semakin ketat,” katanya.
Roberth mengajak semua pihak terkait untuk lebih serius dalam memperhatikan dan mendukung pengembangan BUMDes di Desa Tugu Selatan.
“Pemerintah pusat dan daerah bisa bekerja sama lebih erat dalam menyediakan program-program pendampingan yang efektif, agar BUMDes bisa berfungsi optimal sesuai dengan tujuan awal pembentukannya.”tegas Roberth berharap. (ery)