Surabaya, infodis.id – Budaya tidur siang di Indonesia seolah sudah menjadi bagian dari rutinitas, sehari hari, namun budaya ini ternyata juga banyak diterapkan masyarakat di berbagai Negara.
Aktvitas tidur siang ini juga menjadi budaya di negara Yunani, Filipina, Meksiko, Kosta Rika, Ekuador dan Nigeria, meskipun dilakukan dengan cara berbeda-beda di masing-masing negara.
Dilansir dari laman resmi National Sleep Foundation bahwa tradisi ini dimulai sebagai sebuah kebutuhan di beberapa belahan dunia.
Di Spanyol, tidur siang dikenal dengan istilah “la siesta”. Kebiasaan ini telah ada sejak zaman Moorish (711-1492 M). Pada masa itu, orang-orang Moorish sering tidur siang untuk menghindari panas matahari di siang hari.
Di Spanyol, la siesta biasanya berlangsung selama 2 jam. Hanya sebagian kecil waktu yang benar-benar dihabiskan untuk tidur, dan sebagian besarnya mereka gunakan untuk berkumpul dengan keluarga.
Di Cina, tidur siang bahkan telah dianggap sebagai hak konstitusional. Undang-undang Ketenagakerjaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menetapkan bahwa pekerja berhak untuk beristirahat selama 1 jam setelah bekerja selama 5 jam berturut-turut.
Di Italia, il riposo biasanya dimulai antara pukul 13.30 dan 14.30 waktu setempat. Pada jam-jam ini, tempat-tempat umum seperti museum, gereja, dan restoran biasanya tutup untuk mengakomodasi istirahat tengah hari bagi para pekerja.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari tidur siang, antara lain:
- Meningkatkan produktivitas
- Meningkatkan daya ingat
- Meningkatkan kreativitas
- Mengurangi stres
- Meningkatkan suasana hati
Namun, penting untuk diingat bahwa tidur siang yang terlalu lama dapat menyebabkan gangguan tidur di malam hari. Oleh karena itu, sebaiknya tidur siang selama 30 menit hingga 1 jam.(ery)