Ketua Pengurus Komunitas Putera Pertiwi dan Asosiasi LBH APIK Indonesia Nursyahbani Katjasungkana menjelaskan materi terkait peran perempuan dalam perencanaan pembangunan. Adapun partisipasi perempuan yaitu keterlibatan yang menjadikan kelompok masyarakat berperan di semua tingkatan dan punya kemampuan identifikasi masalah di kehidupan sosial ekonomi.
Lanjut Nursyahbani, pemberdayaan berdasarkan Soemoediningrat yakni membangun eksistensi perempuan. Perempuan harus menyadari memiliki hal yang sama dengan pria, memiliki kesempatan mengembangkan diri, dan menumbuhkan kesadaran di sektor publik.
“Sehingga perempuan tidak hanya menjadi objek. Melainkan sebagai subjek dalam berpartisipasi aktif dalam pembangunan,” ucapnya.
Selain itu, meningkatkan kemampuan kepemimpinan perempuan. Dalam hal ini berkaitan dengan kuota. Nursyahbani menegaskan, kuota perempuan bukan sebagai permintaan diistimewakan. Melainkan untuk mengejar ketertinggalan.
“Kita perlu membongkar mitos perempuan sebagai pelengkap di dalam rumah tangga. Perlunya mengubah paradigma seperti nelayan atau petani tidak hanya ada laki-laki saja. Melainkan ada perempuan di sana dalam merawat hasil tangkapan atau hasil tani untuk dijual,’’ jelasnya, dilansir dari bojonegorokab.