Adhista, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program, menjelaskan bahwa kelompok tani Bakti Karya II sebenarnya telah memiliki mesin penggiling kotoran kambing sendiri. Akan tetapi, mesin yang dimiliki kelompok tani tersebut memiliki kelemahan seperti proses penghancuran yang memakan waktu lama dan dilakukan berulang kali untuk mendapat gilingan yang baik.
Oleh karena itu, tim KKN ITS berinisiatif untuk menciptakan mesin penggiling kotoran kambing yang lebih efektif dan efisien. Secara spesifik, Adhista menerangkan bahwa mesin yang diusung oleh tim KKN ITS dapat menghancurkan geometri kulit kotoran kambing yang keras, sehingga bisa digunakan sebagai pupuk.
Di samping itu, lanjutnya, mesin dibuat dengan bentuk sudut seperti martil sehingga proses penggilingan diasumsikan seperti pemukulan berulang-ulang.
“Kotoran kambing yang sudah kering nanti masuk ke gulungan penggiling yang berputar berlawanan dan dibawa menuju ke pembuangan,” papar alumnus SMA Negeri 2 Lumajang itu, melalui keterangan tertulis yang diterima Redaksi INFODIS, Rabu (23/3/2022).