Oleh karena itu , Wali Kota Eri menjelaskan, untuk mencapai zero stunting atau nol kasus stunting di Kota Surabaya, dia meminta setiap orang tua harus proaktif melaporkan kondisi kesehatan anaknya, kepada pendamping kesehatan atau kader kesehatan di kelurahan dan kecamatan setempat.
“Ada yang tidak terbuka, ada juga yang saat dikunjungi tapi pulang kampung. Hal ini kemudian menjadi tantangan untuk para pendamping kesehatan maupun kader kesehatan, intinya kita juga harus sabar dan telaten,” jelas dia.
Sebagai bentuk respon cepat, para pendamping kesehatan dan kader kesehatan langsung melaporkan temuan bayi stunting ke puskesmas setempat untuk mendapat penanganan. Hasilnya, para bayi stunting tersebut langsung mendapat tindakan, dengan pelaksanaan terapi secara berkala di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. Soetomo dan RSUD Dr. Soewandi.
“Orang tua juga harus telaten, Insya Allah nanti pasti bisa sembuh. Maka harus rutin melakukan terapi, jika kebingungan akan didampingi oleh pendamping kesehatan atau para kader untuk dibawa ke poli tumbuh kembang,” terang dia.