Sementara itu, Pendamping Kesehatan dari Puskesmas Wonokusumo, Sularsi menjelaskan, bahwa ibu dari ketiga bayi stunting tersebut sebelumnya dinyatakan sehat. Deteksi awal yang dilakukan adalah dengan pengecekan dan pendampingan sejak ibu hamil, apakah ibu tersebut normal atau mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
“Contoh tiga balita itu, berawal dari demam dan diare dalam kurun waktu yang lama, hingga mengalami kejang. Kebanyakan penduduk disini belum sadar dengan kesehatan, maka kita datangi rumah ke rumah untuk diberikan penjelasan dan sosialisasi,” jelas dia.
Sulastri menyebut, bahwa masih banyak orang tua yang belum paham dalam proses atau pola mengasuh anak usai melahirkan. Dia berharap, para orang tua atau para ibu muda bisa langsung proaktif untuk melaporkan kondisi kesehatan anaknya.
“Kita akan terus berupaya untuk mendekatkan diri kepada para ibu balita, supaya bisa mencegah kemunculan bayi stunting,” kata dia.
Ditemui di tempat yang sama, salah satu orang tua balita stunting, Alfiatul Jamila menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wali Kota Eri, karena telah memberikan bantuan secara berkala untuk proses kesembuhan anaknya. “Terima kasih bapak Walikota Surabaya (Eri Cahyadi) sudah memperhatikan gizi makanan dan vitamin untuk anak saya. Alhamdulillah, anak saya bisa memulai terapi dan segera sembuh,” pungkasnya. (red)
sumber : surabaya.go.id