Selain itu, lanjut Ben Brahim, sebagai salah satu daerah pengembangan Food Estate di Provinsi Kalteng, Kapuas pun perlu merencanakan sistem irigasi yang optimal. Sejauh ini, sistem irigasi yang digunakan masih minim dalam hal rekayasa dan bergantung pada air hujan serta siklus pasang surut.
“Dengan kerja sama dengan ITS, diharapkan bisa hadir sistem irigasi yang bisa meningkatkan produksi padi untuk mencapai ketahanan pangan,” tuturnya.
Pengajuan kerja sama ini disambut baik oleh Direktur Kerjasama dan Pengelolaan Usaha (DKPU) ITS Tri Joko Wahyu Adi ST MT PhD. ITS sendiri sudah memiliki kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Program Magister Super Spesialis untuk Prodi Preservasi Jalan untuk Geoteknik Sulit.
Program tersebut merupakan program khusus untuk merencanakan infrastruktur jalan dengan kondisi medan yang relatif sulit seperti di tanah gambut.
“Dari Pemkab (Kapuas) setahu saya ada 16 mahasiswa yang siap untuk mengambil program S2 dan S3, cocok sekali untuk ikut ke beasiswa ini,” imbuhnya.
ITS juga antusias untuk turut serta dalam proses Kapuas untuk mencapai Smart City. Melalui pusat kajian, ITS memiliki personel yang ahli dalam menyediakan masterplan Smart City. Selain itu, melalui tim pengabdian kepada masyarakat (abmas) pun, ITS bisa melakukan survei mendalam terhadap masyarakat Kapuas untuk menentukan teknologi tepat guna yang bisa diterapkan di sana.
“Pengembangan UMKM serta teknologi tepat guna dari tim ITS bisa dikerahkan di sana,” tambah Tri Joko.