3 Mei 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO BISNIS

Papan Akselerasi BEI: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan Skala Kecil dan Menengah

Jakarta, infodis.id – Sejak diluncurkan pada tahun 2019, Papan Akselerasi Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menjadi platform penting bagi perusahaan skala kecil dan menengah (UKM) untuk mendapatkan akses pendanaan dari pasar modal. Papan ini memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan yang masih merugi untuk tercatat dan diperdagangkan di bursa, membuka peluang baru bagi pertumbuhan mereka.

Kautsar Primadi Nurahmad – Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia menjelaskan, hingga akhir 2023, terdapat 40 emiten yang terdaftar di Papan Akselerasi, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari 5 emiten di tahun 2020.

“Meskipun kinerja saham di papan ini masih mengalami fluktuasi, dengan 85% mengalami penurunan harga sejak IPO, terdapat beberapa emiten yang menunjukkan performa gemilang, seperti CHIP yang mengalami kenaikan harga hingga 1.318 persen.”jelas Kautsar dalam keterangan resmi Rabu (6/3/24)

Secara umum, lanjut Kautsar Primadi, 10 saham di Papan Akselerasi menguasai 70 persen kapitalisasi pasar dan bobot perhitungan Indeks ABX, yang menunjukkan pengaruhnya yang signifikan terhadap pergerakan pasar. Kinerja Indeks ABX YTD 2023 mencapai 34,48 persen, menunjukkan potensi pertumbuhan yang tinggi bagi papan ini.

“Dari sisi kinerja keuangan, 78 persen perusahaan di Papan Akselerasi mengalami peningkatan net income dan 90 persen mengalami peningkatan revenue. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) juga menunjukkan tren positif, meningkat 77 persen di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.”imbuhnya

Meskipun Papan Akselerasi menunjukkan potensi besar, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Kapitalisasi pasar Papan Akselerasi masih tergolong kecil dibandingkan dengan papan lain di bursa ASEAN, seperti Catalist di Singapura dan MAI di Thailand. Selain itu, jumlah emiten di Papan Akselerasi masih tergolong sedikit dibandingkan dengan total emiten di BEI.

Kautsar Primadi Nurahmad – Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia  menjabarkan bahwa, Bursa Efek Thailand bahkan telah membuka papan sejenis dengan nama MAI (Market for Alternative Investment) sejak tahun 1997. Sebanyak 267 emiten tercatat di papan perdagangan MAI atau sebesar 32 persendari total 840 emiten di bursa SET (The Stock Exchange of Thailand)

“Menarik dicermati, perkembangan perdagangan bursa saham untuk perusahaan kecil menengah (SME/Small Media Entreprise) di dua negara besar di Asia yaitu China dan India, serta Korea. China memiliki dua papan SME dibawah Shenzhen Stock Exchange yaitu SME Board dan ChiNext. SME Board lebih ditujukan untuk UMKM yang berada pada tahap mapan dengan keuntungan yang stabil, sementara ChiNext lebih ditujukan untuk perusahaan inovatif dan startup yang bertumbuh.”urainya

India juga memiliki dua bursa saham SME, yaitu Bombay Stock Exchange (BSE) SME dan National Stock Exchange of India (NSE) Emerge. Meskipun pendirian BSE SME dan NSE Emerge hanya terpaut beberapa bulan, namun BSE SME jauh lebih berkembang dengan jumlah emiten dan nilai kapitalisasi pasar yang jauh mengungguli NSE Emerge.

“Sementara Korea mengoperasikan dua bursa SME yang dinamakan KOSDAQ dan KONEX. Meskipun pada awalnya dibentuk sebagai papan untuk UMKM, KOSDAQ kini menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan berkaliber besar. Sehingga KRX (Korea Stock Exchange) meluncurkan papan baru untuk UMKM yang dinamakan KONEX pada Juli 20134.” tutup Kautsar. (ery)

Related posts

Soal Gaji Guru PPPK, Ketua DPD RI: Pemda Jangan Sampai Lalai

adminredaksi

Innofashion Show 4, Ajang Unjuk Diri Mahasiswa DFT UK Petra

adminredaksi

Tim ITS Ambil Peran untuk Penanganan Erupsi Gunung Semeru

adminredaksi