27 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO BISNIS

Pelindo: Operasional TPK Belawan Normal

Surabaya, Infodis.id – Manajemen PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) selaku pengelola TPK Belawan membantah telah terjadi kerusakan alat bongkat muat jenis Container Crane (CC) yang merupakan alat untuk bongkar muat peti kemas di sisi dermaga. Dari 10 unit CC yang ada di TPK Belawan seluruhnya masih normal dan dapat digunakan untuk kegiatan bongkar muat peti kemas dari dermaga ke atas kapal maupun sebaliknya.

Corporate Secretary SPTP Widyaswendra mengatakan kegiatan di dalam area terminal peti kemas berlangsung normal, tidak ada keterlambatan dalam kegiatan operasional. Bahkan menurutnya tidak ada peti kemas yang gagal muat ke atas kapal dan tidak ada peti kemas yang tertinggal.

“Kegiatan berlangsung normal, dengan 10 CC tersebut jika dalam kondisi maksimal dapat digunakan untuk melayani kegiatan bongkar muat 5 kapal peti kemas secara bersamaan,” kata Widyaswendra melalui keteragan tertulis yang diterima Redaksi INFODIS, Senin (21/11/2022).

Selain 10 unit CC, TPK Belawan juga didukung oleh 22 unit alat jenis Rubber Tyred Gantry (RTG) yang merupakan alat untuk bongkar muat peti kemas di area lapangan penumpukan. Menurut Widyaswendra, jumlah tersebut masih sangat cukup untuk menunjang kegiatan operasional terminal peti kemas di TPK Belawan. Lebih lanjut, secara operasional yang ideal, 1 unit CC di dermaga membutuhkan dukungan 2 unit RTG di lapangan penumpukan.

“Dengan perbandingan jumlah alat jenis CC dan RTG di TPK Belawan masih ideal. Dari 22 unit RTG ada 1 unit yang saat ini sedang dilakukan pemeliharaan rutin. Namun dari sisi jumlah masih sangat cukup,” tegasnya.

Demikian halnya dengan proses penerimaan (receiving) dan pengiriman (delivery) peti kemas di TPK Belawan juga tidak ada kendala. Masa penumpukan receiving sudah dibuka sejak 5 hari sebelum jadwal keberangkatan kapal. Pada area lapangan penunpukan juga terdapat alat pendukung seperti Reach Stacker (RS) yang merupakan alat untuk mengangkat dan menumpuk peti kemas.

Widyaswendra menyebutkan jika saat ini perusahaan sudah memiliki saluran suara pelanggan yang dapat diakses oleh para pengguna jasa kapan saja dan dimana saja. Pihaknya menyebut para pelanggan dapat langsung menyampaikan kepada SPTP jika ada kendala operasional di lapangan. Pelanggan juga dapat menghubungi masing-masing Customer Relations Officer (CRO) yang selama ini telah menjalin komunikasi yang baik dengan para pengguna jasa.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyebut keluhan mengenai keandalan alat bongkar muat peti kemas di pelabuhan merupakan suatu hal yang wajar. Hal itu tak lepas salah satunya dari usia alat yang cukup berumur. Namun demikian, alat yang ada di sejumlah pelabuhan di Indonesia masih tergolong layak untuk mendukung operasional khususnya di terminal peti kemas.

“Kesiapan alat perlu diperhatikan, sehingga perlu adanya rencana pemeliharaan yang terjadwal dengan baik. Terlebih jika berkaitan dengan ketersediaan suku cadang,” katanya.

Lebih lanjut, Siswanto mengapresiasi langkah Pelindo yang melakukan distribusi peralatan bongkar muat peti kemas pasca merger. Menurutnya hal itu dapat membantu pemenuhan peralatan di pelabuhan atau terminal yang belum didukung dengan alat yang memadai. Dia berpesan alat yang didistribusikan ke terminal hendaknya merupakan alat yang andal dan siap untuk digunakan mendukung kegiatan operasional di lapangan. (isa)

 

Related posts

Tukang Las Divonis Penjara Seumur Hidup

adminredaksi

Pemkot Surabaya Sediakan 110 Shuttle Bus untuk Penonton Piala Dunia U-17

Jelang Puncak Ibadah Haji, Bupati Ipuk Sambangi Jamaah asal Banyuwangi

adminredaksi