Mengenai perubahan kebijakan mekanisme seleksi ini, Unggul menyebutkan bahwa saat penerimaan mahasiswa jalur vokasi dikelola oleh LTMPT tahun lalu, terjadi penurunan mahasiswa pendaftar yang berminat dan tertarik masuk ke FV ITS.
“Sehingga, diberlakukannya kembali kebijakan ini agar para peserta memiliki banyak jalur masuk untuk memutuskan pilihan sesuai passion-nya dan bukan karena keterpaksaan,” ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Redaksi, Kamis (3/2/2022)
Oleh karena itu, lanjut Unggul, hal ini dinilai secara tidak langsung, kualitas dan minat calon mahasiswa vokasi juga akan lebih baik dibandingkan bila seleksinya dilakukan secara bersamaan dengan jenjang sarjana akademik.
“Di samping itu, dipercayai bahwa skema SNMPTN dan SBMPTN yang telah diberlakukan di tahun sebelumnya sudah memberikan kemungkinan bagi FV ITS untuk mendapatkan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Dengan demikian, dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut berpesan, semakin terbukanya peluang bagi calon mahasiswa baru untuk berkuliah di ITS ini menuntut para lulusan SMA/MA/SMK/MAK untuk mengenali passion-nya sebelum memilih program studi. Bagi yang lebih menyukai hal-hal bersifat praktik, maka pilihan yang tepat adalah program Vokasi ITS yang mempunyai susunan kurikulum bersama dunia industri. Sehingga lulusannya diharapkan dapat langsung diserap oleh industri.
“Salah satunya adalah dengan kewajiban kegiatan magang industri selama satu semester,” tandasnya.