27 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO NASIONAL

Tantangan Terbaru: Indonesia Hadapi Gelombang Kasus Polio Setelah Hampir Dekade Bebas”

Jakarta, infodis.id – Sejak bulan November 2022, Indonesia telah mengalami 11 kasus polio (4 di Aceh, 7 di Jawa Barat) dan dua kasus kelumpuhan (1 di Aceh dan 1 di Jawa Barat).

Dalam perjuangan melawan polio, ada banyak hal yang dapat kita banggakan untuk Indonesia. Penyertaan vaksin polio dalam Program Imunisasi Rutin (EPI, sekarang Program Imunisasi Esensial) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1974 memacu banyak negara untuk secara resmi dinyatakan ‘bebas polio’ dalam beberapa tahun berikutnya.

“Indonesia, sama halnya, berusaha untuk mencapai status bebas polio – bukan tugas yang mudah mengingat ukuran negara kita dan jumlah penduduknya.” ujar Prof. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Kepala Satuan Tugas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam keterangan resmi yang diterima infodis.id Kamis (18/1/2024)

Pada tahun 1995, Indonesia memulai kampanye vaksinasi nasional melawan polio. “Pekan Imunisasi Nasional (PIN)” dilaksanakan pada tahun 1995, 1996, dan 1997. Untuk mencapai tujuan pemberantasan polio, PIN kembali dilaksanakan pada tahun 2002.

Namun, pada April 2005, program pemberantasan polio Indonesia mengalami kemunduran ketika Laboratorium Polio Nasional di Bandung mengkonfirmasi adanya poliovirus liar tipe 1 yang diisolasi dari spesimen tinja seorang kasus kelumpuhan dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lebih banyak kasus juga diidentifikasi di pulau-pulau Sumatera dan Jawa.

Imunisasi massal dilakukan terhadap anak-anak sepanjang tahun tersebut di pulau-pulau ini dalam beberapa kesempatan. Upaya membawa hasil yang baik. Kasus terakhir polio yang ditemukan di Indonesia adalah pada Februari 2006, dan pada tahun 2014, bersama dengan semua negara lain di Asia Tenggara, WHO menyatakan Indonesia bebas polio.

Namun, kesuksesan dalam mengatasi polio di masa lalu membuat banyak orang tidak menyadari konsekuensi serius dari infeksi polio. Selain itu, banyak pula kesalahpahaman yang menganggap bahwa status ‘bebas polio’ menjamin kekebalan terhadap wabah ini di masa depan. Padahal pengendalian polio jauh lebih kompleks daripada penyakit menular lainnya, seperti cacar. Virus polio dapat bertahan di lingkungan sekitar dan mudah menyebar. Oleh karena itu, vaksinasi harus terus dilakukan dan masyarakat harus tetap waspada agar tidak kehilangan pencapaian yang telah diraih dalam beberapa dekade terakhir.

Hal ini menjadi jelas pada November 2022, ketika virus polio terdeteksi pada seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang menderita kelumpuhan sebagian di provinsi Aceh dekat Sigli, Indonesia. Sejak itu, tiga kasus tambahan terdeteksi di Pidie Jaya,5 dan pada Maret 2023, Kementerian Kesehatan Indonesia memberi tahu WHO tentang deteksi poliovirus tipe 2 yang berasal dari vaksin yang beredar (cVDPV2) pada seorang perempuan berusia 48 bulan dengan AFP dari Kabupaten Purwakarta di Jawa Barat. Temuan ini pun menunjukkan bahwa virus telah menyebar di masyarakat.

Sesuai rekomendasi dari WHO dan Kelompok Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia (ITAGI), pemerintah Indonesia telah meluncurkan kampanye imunisasi nasional dengan dosis kedua Vaksin Polio Inaktif (IPV2) sebagai bentuk perlindungan optimal bagi anak-anak di Indonesia terhadap polio. Pengenalan IPV2 bertujuan untuk melengkapi rangkaian dosis imunisasi polio yang diperlukan (enam dosis secara total, dengan dua dosis menggunakan IPV), dan juga untuk memperkuat program imunisasi nasional secara keseluruhan.(ery)

Related posts

NSA Ajak Siswa Kenali Budaya Tionghoa, Mulai Kaligrafi hingga Makanan

adminredaksi

Manfaatkan FABA, PLN Nusantara Power UP Pacitan Bangun 3 RTLH

adminredaksi

Optimis Kinerja Tumbuh Positif, Tanrise Property Siapkan Produk Baru Sesuai Kebutuhan Pasar

adminredaksi