28 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineIndeks BeritaINFO DAERAH

Ajak Masyarakat Lihat Secara Jujur Kepemimpinan yang Dibutuhkan

Surabaya, Infodis.id – Majelis masyarakat Maiyah Bangbang Wetan Surabaya bersama Teater Perdikan Yogyakarta, Gamelan Kiai Kanjeng, dan Komunitas Lima Gunung Magelang, menggelar pementasan drama berjudul “WaliRaja RajaWali” Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (23/9/2022) malam.

“Pementasan drama ini mengajak masyarakat untuk melihat secara jujur kepemimpinan yang dibutuhkan di alam bawah sadar masyarakat,” kata penulis naskah “WaliRaja RajaWali”, Emha Ainun Nadjib ditemui di Surabaya.

Cak Nun sapaan akrab Emha mengatakan pementasan drama sebagai bentuk ekspresinya terhadap keadaan Indonesia saat ini.

“Kalau di ponsel namanya OS atau operating system. Jadi pementasan ini menawarkan satu OS yang tepat. Software Indonesia itu harusnya seperti apa, bentuk negara seperti apa, apa persemakmuran, kerajaan, dan kita memilih negara kesatuan,” ujar Cak Nun.

“Lalu konstitusinya memilih seperti Belanda atau buat sendiri. Itu suatu operating system atau algoritma tentang segala macam Indonesia,” tambahnya.

Para pemain teater di teater Perdikan yakni Joko Kamto, Novi Budianto, R. Ay Sitoresmi Prabuningrat, Margono Widyopranasworo, dan Eko Winardi turut serta dalam pementasan yang disutradarai oleh Jujuk Prabowo itu.

WaliRaja RajaWali, kata Cak Nun, merupakan pementasan kedua setelah drama kolosal berjudul “Mlungsungi” yang telah digelar di Yogyakarta dan Forum Maiyah Rutin Padhambulan di Jombang.

“Ini kan yang kedua, yang agak lebih lengkap adalah Mlungsungi yang digelar selama 3,5 jam dengan pemain berjumlah 92 orang. Kalau hari ini hanya 20 orang. Jadi tidak kolosal kalau malam ini,” katanya.

Cak Nun mengungkapkan, latar belakang menulis naskah teater WaliRaja RajaWali karena kepedulian dan kecintaannya terhadap Indonesia.

“Saya ini mikir apa kalau tidak mikir Indonesia? Saya sangat mencintai Indonesia, memperhatikan dan sungguh. Bukan hanya sejak zaman Bung Karno, tapi dari zaman Syekh Subakir, Syekh Jumadil Qubro, Wali Songo semua ada dinamika nilai. Ketika jadi negara Kita meneruskan apa tidak,” katanya

Cak Nun menegaskan, dirinya tidak mencoba merubah Indonesia, tapi hanya menyampaikan kewajiban.

“Jadi saya tidak bikin gerakan apa-apa. Hanya mengekspresikan kewajiban saja. Perkara Indonesia percaya atau tidak, saya tidak masalah,” ujarnya.

“WaliRaja RajaWali adalah nilai. Itu kan bisa diaplikasi untuk pemimpin nasional, apa itu politik, agama, sosial juga bisa. Saya tidak punya maksud politik,” ujarnya.

Pementasan WaliRaja RajaWali ini juga dimaksudkan sebagai bagian dari agenda peringatan ulang tahun BangBangWetan Surabaya yang ke-16, Provinsi Jawa Timur yang ke-77 dan ulang tahun Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Airlangga (Unair) ke-50. (ari/afp)

Related posts

Timex – ORBITGear Kolaborasi Ciptakan Jam Tangan “TOTEM” Edisi Terbatas

adminredaksi

Gagal Berangkat, Puluhan Calon Jamaah Umroh Gerudug Kantor Travel Arofahmina

adminredaksi

Generasi Muda Gandrungi Sandal Sport Casual

adminredaksi