27 April 2024
INFODIS.ID
INFO PENDIDIKAN

Dua Tim Mahasiswa UK Petra Menangkan Kompetisi Internasional ITIC 2022

Surabaya, Infodis.id – Pada bulan Desember 2022 ini dua tim mahasiswa Creative Tourism angkatan 2020 Universitas Kristen Petra (UK Petra) membuktikan diri mampu bersaing dengan mahasiswa Indonesia maupun asing mulai dari Malaysia, China, Jepang, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam hingga Perancis.

Mereka bersaing dalam kompetisi bertajuk The 2nd China-ASEAN College Student International Tourism Innovation Competition (ITIC 2022).

“Presentasi level internasional ini membuktikan bahwa Fleksibel kurikulum dan proses belajar di Creative Tourism UK Petra disusun dan dapat diaplikasikan di level internasional. Harapannya agar mahasiswa tetap Creative, Adaptive dan Aplikative untuk berkontribusi di Dunia Pariwisata,” ungkap Yudianto Oentario, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Creative Tourism UK Petra.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Guilin Tourism University (China), Guanxi Minzu University (China), Trisakti School of Tourism (Indonesia) yang didukung oleh China-ASEAN Tourism Education Alliance serta ASEAN-China Center.

Tim mahasiswa Creative Tourism UK Petra yang berhasil menyabet First Prize Winner adalah Sinka Team beranggotakan Vannesa Sonia, Stefanny Sharon, Helena, Ariel Barnabas dan Hose Patrick. Sementara itu yang memperoleh Second Prize Winner adalah tim yang beranggotakan Gabrielle Wendy, Angelina Nathania dan Vannesa Netanya.

Bagaimana kisah dua tim Petranesian ini hingga sukses di kancah Internasional? Berikut kisahnya

Tim yang beranggotakan lima mahasiswa ini berhasil menjadi juara dalam kategori topik Route Design of Border (Cross-Border Tourism), mereka membuat paket tur yang fokus pada lintas batas negara.

Fokus objek tim ini adalah daerah Singkawang dan Kuching. Vanessa merinci tur yang disusun tim mereka ini menonjolkan perbedaan dan persamaan budaya dua negara termasuk destinasi historical dan nature.

“Highlight paket wisatanya adalah pengalaman menyelami atau mengeksplorasi keunikan akulturasi budaya antara dua negara terutama mengekspose tradisi Tatung. Ditambah berkunjung ke tempat bersejarah. Jadi paket wisata yang kami tawarkan adalah paket wisata yang sempurna.”, tambah Stefanny.

Paket tur ini mendukung terciptanya sustainable tourism dengan melestarikan budaya lokal Singkawang dan Kuching serta lokal economic sustainability.

Melawan 166 kelompok mahasiswa yang berisikan 3 hingga 5 orang dari berbagai negara termasuk Indonesia, membuat tim ini sempat mengalami down. Sebab tim ini terlambat mengirimkan proposal karena server penyelenggara acara sedang bermasalah.

Pada babak kedua, tim diminta membuat proposal hanya dalam 10 hari saja. Setiap anggota bahkan sampai melakukan research kemudian membuat konten video dalam Bahasa Inggris serta membuat presentasi yang menarik.

Usaha keras Sinka Team terbayarkan dengan meraih First Prize Winner dan berhasil membawa pulang 5000 RMB.

“Kaget tapi senang sekali, kami tidak menyangka bisa menang. Kelompok kami mengambil kesimpulan bahwa jangan ragu untuk menerima tantangan. Kita tidak akan bisa berkembang dan memperluas kapasitas apabila selalu berada dalam zona nyaman.”, tutup Helena.

Second Prize Winner

Berbeda dengan tim sebelumnya, tim ini mengambil kategori Marketing Plan of Border (Cross-Border Tourism). Sehingga mereka membuat proyek dengan judul “A Wondrous Getaway to Bintan”.

Bintan yang sangat berdekatan dengan Singapura ini memiliki potensi wisata yang tidak kalah bagusnya dengan pulau Bali.

“Kami ingin Pulau Bintan lebih dikenal dan ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Meski tidak banyak referensi informasi tentang Bintan, dengan konsultasi dengan dosen pembimbing kami berupaya memberikan tips marketing yang maksimal,” urai Gabrielle.

Berkolaborasi dengan pemerintah setempat serta rutin melakukan pemasaran secara tematik di media sosial merupakan beberapa cara yang diusulkan oleh tim ini agar Bintan semakin dikenal.

“Kami sangat kaget dan tidak menyangka bisa meraih juara dua. Apalagi kami lagi banyak tugas kuliah tapi hal ini tak menghalangi kami untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan bidang ilmu kami,” tambah Angelina.

Lawannya tak tanggung-tanggung, ada 166 tim mahasiswa dari China dan negara-negara ASEAN serta Prancis. Saat babak final, tim ini diharuskan membuat PPT dan video roadshow tentang proposal yang sudah dibuat di babak sebelumnya dalam Bahasa Inggris dengan memperhatikan beberapa revisi.

Tak sia-sia perjuangan mereka, akhirnya tim ini berhasil membawa predikat juara dan membawa pulang hadiah sebesar 3000 RMB. (sam/afp)

Related posts

Mahasiswa ITS Ciptakan Aplikasi SahabatCAPD untuk Pasien Gagal Ginjal

adminredaksi

IT Telkom Surabaya Gandeng Kampung Wisata Binaan Pemkot, Terapkan Teknologi Panel Surya dan Urban Farming

Mahasiswa ITS Gagas Eduly, Platform Donasi Kebutuhan Sekolah

adminredaksi