27 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO TEKNOLOGI

Luncurkan Pabrik Gula Modern dari Sorgum

Surabaya, infodis.id – Perubahan iklim di Indonesia berdampak pada produktivitas tanaman tebu yang terus menurun, sebagai bahan baku pembuatan gula.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target swasembada gula adalah dengan mengembangkan alternatif bahan baku gula, salah satunya adalah sorgum.

Ketua Tim Peneliti ITS Fadlilatul Taufany ST PhD menjelaskan, pabrik yang diresmikan oleh ITS ini berbeda dengan pabrik konvensional lainnya. Bedanya, pabrik ini memiliki smart system yang didasari pada pemasangan Distributed Control System (DCS) dan Enterprise Resources Planning (ERP).

“Penerapan kedua sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pekerjaan pabrik gula tersebut,” terangnya.

Lebih jelasnya, menurut dosen yang kerap disapa Taufany ini, pengembangan ERP dan DCS tersebut juga mengurangi risiko adanya human error dalam operasional pabrik, khususnya di bidang akuntansi, pengadaan, dan pencatatan aset perusahaan. Selain human error, proses pabrik yang serba modern dan praktis dapat mengurangi campur tangan manusia yang bisa menyebabkan penurunan kualitas molasses (zat gula).

Selain sistem pabrik yang modern, sambung Taufany, pabrik ini juga memiliki keunggulan berupa proses produksi gula kristal putih dan merah yang berbahan baku sorgum. Seperti diketahui, sorgum merupakan varietas tanaman yang memiliki keunggulan dapat dipanen sebanyak tiga kali dalam setahun.

“Melihat peluang tersebut, sorgum bisa menjadi bahan baku alternatif pada pabrik gula selain tebu,” ungkap dosen Departemen Teknik Kimia tersebut.

Melihat potensi yang besar di sorgum, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS tersebut memaparkan bahwa dalam penelitian ini, ia juga berhasil mengembangkan produk output sorgum selain gula. Produk tersebut meliputi kecap manis, beras merah dan putih, madu vegan, hingga tepung.

“Harapannya, penelitian ini terus dikembangkan agar bisa memperkuat ketahanan pangan nasional,” paparnya.

Dengan adanya Smart Mini Sorghum Sweetener Factory ini, Taufany berharap pabrik gula di Indonesia dapat kembali eksis dan juga dapat menjadi industri yang kembali dilirik oleh investor baik nasional maupun internasional. Ia juga berterima kasih atas dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan juga misi dari CV Agriutama dalam memajukan ketahanan pangan nasional.

“Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam menyukseskan program ketahanan pangan nasional,” tandasnya optimistis.(ery)

Related posts

Warga Banyuwangi Terima BLT Migor

adminredaksi

Pupuk Kaltim Pertahankan Proper Nasional Emas Ke-5 dari KLHK

adminredaksi

Gubernur Khofifah Dorong Perkembangan Usaha Kuliner untuk Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

adminredaksi