Merespon permasalahan tersebut, tim mengawali proses desain dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan Rumah Tahfidz untuk mewadahi pengguna serta kegiatan yang akan dilakukan. Lalu dilanjutkan dengan analisis kondisi lingkungan untuk menggali potensi yang bisa digunakan dalam desain nantinya.
“Melalui analisa site mendalam, akan diketahui sumber daya alam yang bisa dimaksimalkan untuk pembentukan arsitekturnya,” jelasnya.
Ditambahkan lebih lanjut, bentukan arsitektur yang direncanakan masih mempertimbangkan kondisi lingkungan pedesaan dengan mengadopsi sosok rumah yang sederhana. Selain itu, banyaknya bukaan yang juga difungsikan sebagai tempat menghafal Alquran diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi para santri.
Selain ramah lingkungan, Fenty mengungkapkan bahwa timnya mencoba mengintegrasikan kemandirian para santri di rumah tahfidz tersebut. Yakni dengan memberikan desain area toko di mana para santri dapat mengelola dan menjual hasil kerajinan karya mereka selama berada di Rumah Tahfidz.