27 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineIndeks BeritaINFO DAERAH

Melihat Lebih Dekat Proses Produksi Tempe Kedungadem

Sutopo mengatakan, dia bersama istri menghasilkan sekitar 20 kg sekali produksi. Sementara saat sebelum pandemi dan harga kedelai naik, ia dapat memproduksi sekitar 40 kg bahkan lebih. Ukuran tempe khas Kedungadem ini sekitar 25 cm dengan lebar 5 cm ketebalan 3 cm. Tiap lonjor tempe seharga Rp3.000 hingga Rp5.000 tergantung panjang tempe.

“Prosesnya sama seperti yang lain, hanya saja kami menggunakan kedelai tanpa campuran apapun. Mungkin itulah yang membuat rasa tempe khas Kedungadem berbeda dengan tempe lainnya. Kalau tempe lain ada rasa asam-asamnya. Kami murni menggunakan kedelai,” pungkasnya, dilansir dari bojonegorokab.

Berprofesi selain petani, dirinya juga menjadi salah satu produsen tempe yang mendistribusikan sekitar Kecamatan Kedungadem. Sebagian besar pembeli berasal dari pasar Kedungadem atau bakul rengkek keliling.

Penikmat tempe khas Kedungadem bukan hanya berasal dari kecamatan saja. Beberapa tetangga yang merantau ke luar daerah, setiap pulang kampung pun mencari tempe khas Kedungadem bikinan Sutopo. Rasanya yang gurih tanpa ada rasa asam dan bau menjadi kuliner desa yang selalu disajikan warga Kecamatan Kedungadem. (ina)

Related posts

Petugas Damkar se-Indonesia Dibekali Pengetahuan Regulasi SNI

Editor: [ A Fikri Pribowo ]

Binaan Rumah BUMN Rembang, Kerajinan Kulit Pari Ardiyansyah Tembus Pasar Tiongkok

Editor: [ A Fikri Pribowo ]

Mencengangkan, Pria ini Mengaku Jadi Joki 16 Kali Disuntik Vaksin Covid

adminredaksi