29 April 2024
INFODIS.ID
HeadlineINFO LAIN

Survei Agoda: Keterbukaan, fleksibilitas, dan akses peluang jadi kunci inklusivitas gender di tempat kerja

Jakarta, infodis.id – Survei “Women in the Workplace: Asia” yang dilakukan Agoda, perusahaan tech travel yang berkantor pusat di Asia, menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap berbagai peluang yang ada, fleksibilitas tempat kerja, dan akses kepada peluang merupakan tiga tindakan paling mendesak yang perlu dilakukan perusahaan untuk memberdayakan tempat kerja yang lebih inklusif gender.

Kriteria-kriteria di atas bahkan lebih tinggi rankingnya dibandingkan kesetaraan upah dan dukungan orang tua, menurut studi yang melibatkan 12.000 responden di 10 negara Asia. Data menunjukkan perbedaan pendapat yang lebih besar berdasarkan usia ketimbang berdasarkan gender.

Meskipun keterbukaan terhadap peluang yang ada menduduki peringkat pertama secara keseluruhan, analisis menurut kelompok usia menunjukkan kesenjangan antara kelompok usia 18-24 tahun, di mana hanya 38 persen yang menyebutkannya, dibandingkan 49 persen dari mereka yang berusia di atas 55 tahun. Sementara berdasarkan gender, prioritasnya bervariasi.

Responden yang mengaku non-biner cenderung fokus pada inklusi sosial, inklusi profesional, dan representasi seimbang dalam kepemimpinan senior sebagai prioritas utama untuk pemberdayaan.

Ketidaksetaraan gender masih terjadi

Hampir separuh dari responden yang disurvei (46 persen) percaya bahwa masih ada ketidaksetaraan gender yang dialami perempuan di negara mereka. Responden dari Vietnam (63 persen), Thailand (56 persen), dan Taiwan (53 persen) cenderung setuju, sementara responden Filipina kurang sependapat (27 persen) dengan hal tersebut.

Setelah dianalisis lebih lanjut, survei ini menunjukkan bahwa proporsi lebih kecil dari responden pria dan non-biner (41 persen) meyakini bahwa ketidaksetaraan gender masih ada, dibandingkan responden perempuan (52 persen).

Ada juga perbedaan pandangan antara kelompok usia, dengan proporsi yang lebih tinggi pada kelompok usia 18-24 tahun (53 persen) meyakini bahwa ketidaksetaraan gender masih ada, dibandingkan hanya 42 persen responden yang berusia di atas 45 tahun. Kelompok usia 18-24 tahun juga cenderung untuk berhenti kerja atau mengenal seseorang yang berhenti kerja karena diskriminasi gender, dengan 35 persen dari kelompok usia ini mengatakan bahwa mereka resign atau mengenal seseorang yang melakukannya, dibandingkan 12 persen dari kelompok usia 55 tahun ke atas.

Perubahan sedang terjadi

Hampir tujuh dari 10 responden meyakini bahwa lingkungan tempat kerja untuk perempuan telah mengalami perubahan yang lebih baik dalam lima tahun terakhir (secara marjinal 41 persen, secara signifikan 28 persen), dengan hanya 8 persen yang percaya bahwa kondisinya memburuk.

Menurut data, Jepang dan Korea Selatan merupakan negara yang kurang melihat perbaikan di lingkungan tempat kerja bagi perempuan, dengan masing-masing 57 persen dan 40 persen responden yang menganggap tidak ada perubahan atau lingkungan kerja memburuk.

Sebaliknya, perbaikan signifikan selama lima tahun terakhir terlihat di Filipina (44 persen), India (36 persen), Indonesia (36 persen), Vietnam (35 persen), dan Thailand (28 persen).(ery)

Related posts

Kejagung Tetapkan Direktur PT Basis Utama Prima Tersangka Korupsi BTS 4G Kominfo

Cobalah Lumpia Sayur Air Fryer

adminredaksi

ITS Buka Prodi Teknik Telekomunikasi Lewat Jalur Mandiri

adminredaksi