Surabaya, Infodis.id – Mohammad Thoha otak pembobolan rekening BCA sebesar Rp 320 juta milik Muin Zachry divonis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya tiga tahun dan enam bulan. Sedangkan tukang becak yang mengelabuhi teller BCA, Setu divonis sepuluh bulan penjara.
Amar putusan kedua terdakwa dibacakan di ruang Sari 3 PN Surabaya oleh hakim Marper Pandiangan. Kedua terdakwa di sidangkan terpisah, dimana Thoha terbukti bersalah menjadi otak pembobolan rekening BCA sebesar Rp 320 juta.
“Dengan ini terdakwa atas nama Mochammad Thoha divonis tiga tahun enam bulan dikurangi masa penangkapan dan penahanan,” kata Marper saat menjatuhkan vonis, Senin (6/2/2023).
Dengan putusan ini, terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menerima putusan yang dijatuhkan oleh dirinya. Sebelumnya Thoha ditutut oleh JPU seberat 4 tahun penjara.
Sedangkan, Setu dijatuhi hukuman 10 bulan penjara oleh hakim PN Surabaya yang melanggar pasal 363 ayat 1 ke (4) KUHP tentang Pencurian.
Bermodal peci, pakaian, dan memanipulasi tanda tangan pemilik rekening, ia bisa mengelabuhi teller sebuah Bank BCA di Surabaya. Pada Jumat (5/8/2022) siang sekitar pukul 12.00 WIB silam, ia mencairkan tabungan milik korbannya, Muin Zachry.
Tak tanggung-tanggung, Setu menggondol Rp 345 juta uang tabungan Muin. Ya, pria yang bekerja sebagai tukang becak itu menceritakan, ia berinisiatif menggunakan peci ketika mendatangi bank swasta yang berlokasi di kawasan di Indrapura, Surabaya.
Hal tersebut dilakukan supaya perawakannya mirip korbannya, Muin. Agar aksinya lebih mulus, Setu memanfaatkan momen Pandemi COVID-19 dengan menyematkan masker agar wajahnya tak terlihat secara jelas.
Perihal itu dibenarkan saksi atau teller Bank BCA, yakni Maharani Istono Putri. Ketika memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang di PN Surabaya, ia mengaku penyamaran Setu dengan pemilik rekening, Muin hampir serupa. Pun dengan nomor pin dan KTP yang ia bawa. (sar/isa)