Tiada gading yang tak retak, PPMS yang dibuat oleh tim Imelda pun masih terdapat kekurangan mengingat alat ini merupakan prototype seri pertama.
Hal-hal yang perlu disoroti untuk pengembangan ke depan di antaranya adalah konektivitas terhadap internet yang masih terbatas, tambahan alat monitoring di UGD yang belum rampung didesain, hingga permintaan dari pihak rumah sakit atas alat monitoring pasien dengan merek tertentu.
Dirancang selama dua tahun sejak wabah Covid melanda, proyek ini dinilai Wiwik mengalami banyak kendala. Mulai dari terbatasnya jenis dan model alat monitoring akibat impor yang dibatasi hingga sulitnya teknis dalam pengambilan data alat monitoring karena tidak ada manual dan protokol resmi dari pabrikan.
“Kami berharap dapat terus berpartisipasi dalam pengembangan alat di bidang medis yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tandasnya. (afp)