26 April 2024
INFODIS.ID
INFO PENDIDIKAN

Unesa Berperan Serta Sukseskan Kurikulum Merdeka Melalui Pelatihan Perancangan Pembelajaran Blended Learning di SMK ITABA Sidoarjo

Sidoarjo, Infodis.id – Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak pada proses pelaksanaan pendidikan secara global. Hampir seluruh sekolah ditutup sebagai upaya mengurangi terjadinya resiko penularan infeksi di lingkungan satuan pendidikan.

Secara khusus, krisis akibat COVID-19 telah memberikan dampak negatif pada bidang pendidikan. Kondisi tersebut sekaligus telah memaksa transformasi secara cepat pada banyak sektor komunitas global, termasuk bidang pendidikan.

Penggunaan teknologi sebagai sarana pembelajaran dianggap sebagai salah satu solusi bertahan hidup di saat pandemi. Akibatnya, perubahan pola pembelajaran di sekolah beralih dari metode luar jaringan (luring) ke pembelajaran pola dalam jaringan (daring).
Kebijakan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pilihan tunggal bagi banyak sekolah selama pandemi COVID-19 karena dianggap efektif untuk menyampaikan materi.

Kemajuan teknologi terkini dan aksesibilitas perangkat di seluruh dunia telah memberi peluang penerapan strategi PJJ pada masa pandemi. Sebagai wujud pelaksanaan pendidikan, setiap sekolah dituntut untuk menyelenggarakan pembelajaran walaupun tidak dengan tatap muka di kelas. Pelaksanaan pembelajaran daring tentunya sangat berbeda dibanding dengan pembelajaran tatap muka yang di sekolah.

Guru dituntut untuk dapat mendesain pengajaran berbasis digital. Kondisi ini memberikan tantangan bagi semua guru dalam memastikan kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun pembelajaran diterapkan secara tatap maya. Penggunaan e-learning dengan memanfaatkan perangkat komputer maupun laptop yang terintegrasi jaringan internet dapat mendukung pembelajaran jarak jauh.

Artinya pembelajaran dapat dilakukan dalam waktu sama namun di tempat yang berbeda (sinkronus), misalnya dengan penggunaan aplikasi zoom atau platform lainnya sebagai fasilitas belajar bersama antara guru dan peserta didik. Selain itu, guru memanfaatkan media sosial (grup whatsapp) sebagai sarana komunikasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Kepala Sekolah SMK Islam Tarbiyatul Badriyah (ITABA), dimana SMK ini memiliki 2 jurusan yakni Multimedia dan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), dan memiliki guru sejumlah 36, dimana hanya 2 yang sudah tersertifikasi sebagai guru professional. Hasil wawancara tersebut diperoleh masalah bahwa pelaksanaan PJJ memiliki beberapa kendala dalam bentuk pengembangan kualitas proses pengajaran secara daring.

Kendala spesifik yang dialami adalah guru-guru masih merasa kesulitan dalam membuat instrumen untuk mengukur ranah kognitif, sikap dan psikomotorik secara daring. Kombinasi pemanfaatan platform daring untuk proses asesmen juga belum banyak dilakukan. Kesulitan untuk memastikan agar peserta didik memiliki integritas secara akademik sekaligus menjadi tantangan dalam pembelajaran online.

Dari permasalahan dan solusi yang mungkin, maka perlu pengetahuan tentang pembelajaran inovasi salah satunya Blended Learning dan bagaimana perancangannya sehingga guru-guru memenuhi kompetensi pedagogi pada guru yang profesional. Blended Learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka).

Pada pembelajaran model ini, peserta didik difasilitasi untuk dapat belajar dan mengulang materi secara mandiri untuk satu bagian sesi menggunakan bahan dan sumber belajar online dan satu bagian sesi lainnya dilakukan secara tatap muka di dalam ruangan kelas.

Pembelajaran Blended Learning tidak hanya sekedar mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran di kelas. Namun dalam pembelajaran Blended Learning keberadaan teknologi lebih difokuskan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengeskplorasi materi bahan ajar dan mendapatkan pengalaman belajar secara mandiri.

Dalam model pembelajaran ini, sesi online dan sesi tatap muka berjalan saling melengkapi dan berkesinambungan. Artinya, pada sesi pembelajaran online membahas materi dan kegiatan pembelajaran pada sesi tatap muka, begitu juga sebaliknya

Ketua tim pelatihan ini menekankan bahwa selama pandemi ini pendampingan melalui e-mentoring, khususnya, memungkinkan waktu respons yang lebih cepat dan lebih banyak kesempatan untuk fleksibilitas dalam menciptakan dan memelihara hubungan bahkan dalam jarak yang jauh. Bisa membantu mengatasi beberapa hambatan tradisional untuk pendampingan offline. Sehingga dapat memupuk interaksi dan komunikasi positif antara pendamping dan peserta pelatihan ujarnya.

Lebih jauh disampaikan melalui program e-mentoring, faktor jarak seringkali memungkinkan peserta untuk berekspresi diri mereka sendiri lebih bebas daripada dalam komunikasi tatap muka.

Ini sering memberikan lebih banyak lingkungan belajar yang jujur, terbuka, dan reflektif di mana, selain kursus topik dan menguasai keterampilan kerja atau perdagangan, pasangan mentoring dapat mengeksplorasi nilai-nilai mereka, perasaan, dan tujuan lebih bebas daripada saat duduk di ruangan yang sama atau berbicara melalui telepon, di mana sering kali ada tekanan tambahan untuk segera merespons.

Adapun respon peserta pelatihan ini sangat baik dan ingin ada pelatihan lebih lanjut, hal ini tergambar dari saran Bapak M. Rois yang menginginkan adanya pelatihan STEAM khususnya utk metode PBL di kesempatan mendatang. (ADV)

Related posts

Alhamdulillah, Jatim Kembali Raih Juara Umum Kompetisi Sains Madrasah

adminredaksi

Kembangkan Kreativitas, Dispusip Surabaya Latih Pelajar SMP Fotografi

adminredaksi

Kukuhkan 1044 Mahasiswa, Rektor Untag: Jadilah Sosok Nasionalis yang Patriotik dan Berjiwa Enterpreneur

adminredaksi